KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat membuka penerimaan proposal pendanaan program penelitian dan pengabdian masyarakat tahun anggaran 2022.
Program pendanaan ini ditujukan bagi perguruan tinggi sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat meningkatkan riset dan inovasinya demi mendorong pembangunan nasional.
Di tahun 2022, Ditjen Diktiristek melakukan transformasi dana pemerintah untuk penelitian pendidikan tinggi. Terdapat 2 skema pendanaan penelitian yakni Competitive Fund dan Matching Fund.
Competitive Fund merupakan program kompetisi penelitian Kampus Merdeka bagi perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS).
Baca juga: Beasiswa S2-S3 Pemerintah Australia 2022, Kuliah Gratis dan Tunjangan
Sementara program Matching Fund sebagai terobosan Kedaireka untuk melakukan hilirisasi penelitian kerja sama antara perguruan tinggi dengan mitra baik kementerian atau lembaga, non-kementerian, pemerintah daerah, dinas dan lain sebagainya.
Untuk skema Competitive Fund, Ditjen Diktiristek telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun, dengan rincian Rp 100 miliar untuk mewadahi 10.000 dosen pemula PTN dan PTS dari klaster riset utama, madya, dan binaan.
Lalu Rp 525 miliar untuk hilirisasi penelitian bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan PTS klaster utama dan madya, serta Rp 575 miliar ditujukan bagi hilirisasi penelitian untuk menjawab solusi negara bagi PTN Badan Hukum (BH) dan PTS klaster mandiri.
Baca juga: 8 Sekolah Kedinasan bagi Calon Mahasiswa, Lulusan Bisa Jadi CPNS
Sedangkan untuk program Matching Fund, Ditjen Diktiristek menyediakan dana Rp 950 miliar bagi PTN dan PTS untuk hilirisasi kerja sama penelitian perguruan dengan mitra melalui Kedaireka.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mendorong agar penelitian yang akan dilakukan oleh para dosen nantinya dapat melibatkan mahasiswa.
Pasalnya, pendidikan tinggi pada dasarnya untuk menyiapkan sumber daya manusia masa depan menjadi lebih kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi melalui kemampuan untuk melakukan riset dan inovasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.