Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Ristek: MBKM Jadi Momentum Asah Kemampuan Mahasiswa

Kompas.com - 18/01/2022, 08:00 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim berharap Indonesia menjadi panutan perubahan transformasi pendidikan tinggi.

Dia menekankan, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan menjadi transformasi baik bagi perguruan tinggi di Indonesia.

"Indonesia tidak hanya mengejar ketertinggalan. Indonesia harus jadi contoh panutan perubahan transformasi pendidikan tinggi. Orang akan menulis sejarah transformasi pendidikan tinggi kita," jelas Nadiem Makarim dalam acara MBKM Universitas Padjadjaran (Unpad) Expo di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Senin (17/1/2022).

Menurut Nadiem, program MBKM bertujuan merangsang dan mendorong institusi perguruan tinggi melakukan perubahan.

Baca juga: PT Cipta Kridatama Buka Program FGDP 2022 bagi S1, Buruan Daftar

Kampus Merdeka berikan shock therapy

Adanya perubahan ini dilakukan untuk mengembalikan relevansi dan roh kemerdekaan dalam institusi pendidikan.

Nadiem mengakui bahwa MBKM sengaja dilakukan sebagai suatu perubahan besar. Ada perbedaan signifikan dari sistem tersebut.

Hal ini dilakukan guna mengatasi ketertinggalan dari sistem pendidikan tinggi yang saat ini berjalan.

"Perubahan kebijakan di Kampus Merdeka sengaja dilaksanakan untuk memberikan shock therapy. Kalau tidak lakukan hal-hal ‘gila’, tidak akan mencapai tujuan untuk mengejar ketertinggalan tersebut," terang Nadiem.

Pembelajaran dalam kampus sudah tidak relevan

Nadiem menjelaskan, perubahan yang didorong dalam program MBKM bisa dilihat dari delapan indikator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan ke setiap perguruan tinggi. Delapan IKU tersebut meliputi:

Baca juga: Pakar Undip: Hipnoterapi Bisa Atasi Kesehatan Jiwa dan Gangguan Tidur

  • Jumlah lulusan mendapat pekerjaan layak.
  • Jumlah mahasiswa yang belajar di luar kampus minimal satu semester.
  • Jumlah dosen yang punya pengalaman di luar kampus.
  • Jumlah praktisi yang mengajar di kampus.
  • Jumlah riset terapan yang menghasilkan manfaat nyata.
  • Jumlah program studi yang melakukan kemitraan.
  • Jumlah akreditasi internasional.
  • Berapa persen mata kuliah yang penilaiannya berdasarkan project based learning.

"Pembelajaran dalam kampus yang bersifat masuk kelas, diceramahi dosen, dan dinilai oleh ujian sudah tidak relevan saat ini," tegas Nadiem.

Baca juga: Guru Besar Unpad Ungkap Berkah di Balik Bahaya Gunung Berapi

Semua mata kuliah, lanjut Nadiem, harus bisa diterapkan dalam aspek kolaborasi. Multidisplin menjadi arah baru dalam sistem pendidikan tinggi.

MBKM momentum untuk mengasah kemampuan mahasiswa

Nadiem juga mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan program MBKM tersebut. Program MBKM menjadi momentum terbaik bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan bekerja sama, komunikasi, keberanian, hingga berjiwa sosial.

"Kapan lagi Anda bisa lakukan proyek sosial? Ini kesempatan baik untuk mengasah otak intelektual, kemampuan problem solving, juga mengasah jiwa sosial dan jiwa Pancasila," imbuh Nadiem Makarim.

Baca juga: DQLab Tetris Program, Beri Beasiswa Data Science dan Peluang Karier

Usai berdialog, Nadiem mengapresiasi positif keberhasilan mahasiswa Unpad yang mengikuti program MBKM. Banyak mahasiswa yang mendapat pengalaman baik saat mengikuti program MBKM.

"Masukannya benar-benar positif. Mereka tidak mengira bisa mendapatkan kesempatan seperti ini," tutup Nadiem Makarim.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com