Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen IPB Beberkan Efektivitas Sumur Resapan di Daerah Perkotaan

Kompas.com - 10/12/2021, 11:28 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di musin penghujan seperti saat ini, keberadaan sumur resapan sangat penting. Sumur resapan berfungsi sebagai tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.

Dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) Hendrayanto memberikan penjelasan terkait efektivitas sumur resapan dalam mengurangi kelebihan air hujan.

Hendrayanto menerangkan, efektivitas sumur resapan bergantung pada kapasitas sumur resapan yang dibuat relatif terhadap kelebihan air hujannya.

"Kapasitas sumur resapan ditentukan oleh volume serta luas permukaan resapan, kecepatan resapan permeabilitas tanahnya dan tinggi muka air tanah," kata Hendrayanto seperti dikutip dari laman IPB, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Tim Dosen Unesa Beri Pelatihan Bantu Guru Sekolah Inklusif Atasi Stres

Perhatikan kecepatan resapan atau permeabilitas tanah

Menurut Hendrayanto, luas permukaan resapan sama dengan luas total dari bagian sumur yang tidak kedap air. Namun demikian, luas dasar sumur resapan yang tidak kedap air lebih berpengaruh terhadap kapasitas resapan dibandingkan dinding-dinding sumur yang tidak kedap air.

Kecepatan resapan atau permeabilitas tanah penting untuk diperhatikan. Hal ini karena apabila permeabilitas tanah rendah, kapasitas sumur resapan lebih banyak dipengaruhi oleh volume sumur resapan.

Sehingga air yang tertampung oleh sumur resapan akan lama tersimpan di dalam sumur resapan tersebut. Ini yang memunculkan anggapan bahwa sumur resapan menjadi sarang nyamuk.

"Permeabilitas sumur resapan akan menurun sejalan dengan berjalannya waktu, sebagai akibat semakin banyak endapan partikel halus (liat) yang menutup pori tanah awal," ungkap Hendrayanto.

Baca juga: Webinar UNS Bagikan Tips Membuat CV yang Menarik di Mata Rekruter

Sumur resapan perlu dirawat

Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut Hendrayanto, sumur resapan perlu dirawat agar permeabilitas tanahnya terjaga. Dia menyampaikan, kedalaman sumur perlu memperhatikan kedalaman muka air tanah. Oleh karena itu, jangan sampai sumur resapan malah terisi air tanah.

"Kendala penerapan sumur resapan di daerah perkotaan. Terutama yang berlokasi di dekat pantai yang umumnya memiliki kedalaman tanah dan muka air tanah yang dangkal," imbuhnya.

Hendrayanto menyoroti tentang keterlanjuran penutupan tanah oleh bahan-bahan kedap air. Sehingga ketersediaan tempat sebagai lokasi sumur resapan yang berfungsi efektif menjadi terbatas.

"Banjir di Jakarta yang diakibatkan oleh meluapnya sungai yang berhulu di luar wilayah DKI Jakarta tidak akan cukup dikendalikan oleh adanya sumur resapan di wilayah Jakarta saja, perlu opsi lain, demikian juga banjir rob," beber Hendrayanto.

Baca juga: Astra Honda Motor Buka 7 Posisi Lowongan Kerja bagi S1, Buruan Daftar

Informasi yang penting untuk membuat sumur resapan

Dia menambahkan, untuk melakukan upaya pengendalian banjir secara efektif, perlu diketahui secara lebih baik sumber air penyebab banjir. Dalam hal ini, data hujan, drainase alami seperti sungai, saluran drainase (buatan), permeabilitas tanah, luas permukaan wilayah yang kedap air, hidrogeologi, dan lokasi yang pernah mengalami banjir perlu diketahui sebagai bahan evaluasi.

Informasi tersebut diperlukan tidak hanya untuk pembuatan sumur resapan, tetapi untuk semua tindakan yang terkait dengan pengendalian banjir.

"Sumur resapan merupakan salah satu alternatif dalam upaya pengendalian banjir. Dalam kondisi tertentu, tidak akan cukup hanya mengandalkan sumur resapan. Namun perlu mengombinasikan dengan upaya lainnya, termasuk rekayasa sosial budaya, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten, provinsi yang terkait dengan daerah hulu hilir suatu sungai, suatu Daerah Aliran Sungai," urai Hendrayanto.

Untuk membangun sumur resapan di suatu wilayah, diperlukan perencanaan dan pelaksanaan yang seksama.

Baca juga: Tips Memasak Nasi Putih Rendah Gula dari Dosen IPB, Yuk Coba di Rumah

Selain itu juga perlu mengetahui sumber air penyebab banjir, data hujan, jaringan sungai (drainase alami), saluran drainase (buatan), permeabilitas tanah, luas permukaan wilayah yang kedap air, hidrogeologi, dan kualitas air yang diresapkan.

"Data-data tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi pembangunan sumur resapan yang sudah dilakukan dan upaya pembuatan sumur resapan selanjutnya," tutup Hendrayanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com