Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim UGM Manfaatkan Ubur-ubur untuk Menghambat Kanker Payudara

Kompas.com - 02/12/2021, 19:10 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Data kesehatan WHO menyebut, hingga tahun 2020 terdapat 2,3 juta wanita didiagnosis mengidap kanker payudara. Ini artinya kanker payudara merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian dunia saat ini.

Penyakit ini menjadi penyebab kematian paling umum pada wanita dengan jumlah kasus mencapai 685.000 kematian.

Pengembangan terhadap pengobatan kanker payudara pun terus dilakukan, termasuk produk obat-obatan berasal dari biota laut yang memiliki potensi tinggi untuk mengatasi penyakit ini.

Salah satu biota laut yang memiliki potensi dikembangkan untuk alternatif penghambat kanker payudara adalah ubur-ubur.

Baca juga: Lalai Minum Antibiotik Bisa Berbahaya, Ini Kata Apoteker RSA UGM

Temuan ini, dilakukan oleh lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Aden Arrafif Bahtiarsyah, Muhamad Rafli, Sylvia, dan Khintan Maulin (Biologi UGM 2018), serta Rachmat Febriansyah (Farmasi UGM, 2019).

Kelima mahasiswa UGM secara khusus melakukan pengamatan terhadap potensi protein venom ubur-ubur yang dihubungkan dengan permasalahan penyakit kanker, terutama kanker payudara yang banyak diderita kaum wanita.

Mereka berinovasi dalam pemanfaatan ubur-ubur pada bagian protein venom untuk dianalisis dan dilakukan pengujian prediksi secara komputer (in silico) dalam penghambatan kanker payudara.

Aden Arrafit Bahtiarsyah selaku ketua tim menjelaskan ubur-ubur memiliki kandungan utama seperti protein, vitamin, dan mineral melimpah. Selain itu, dalam ubur-ubur juga mengandung zat penting lain yaitu protein venom dari sel nematosista yang berpotensi untuk pengobatan.

Baca juga: Webinar IPB: Seperti Ini Pertolongan Pertama pada Gigitan Ular

Venom ubur-ubur terdiri dari berbagai zat seperti peptida, enzim, neurotoksin, sitolisin, dan hemolisin. Venom ubur-ubur terbukti mengandung senyawa antimikroba, anti oksidatif, antikoagulan, antitumor, dan sitotoksik.

“Rincian kandungan umum berupa crude venom, phospholipase A2, dan metalloprotease yang berfungsi baik dalam pertahanan untuk mengurangi migrasi sel kanker payudara,” jelasnya, dilansir dari laman UGM.

Salah satu reseptor atau molekul protein yang berperan terhadap permasalahan penyakit kanker payudara ini adalah reseptor Estrogen alfa (ER-α).

Sylvia, salah satu anggota menambahkan reseptor perlu dihambat dengan pengujian secara komputer. Karenanya dalam penelitian ini protein venom dari ubur-ubur ditambatkan bersama ER-α dan dilihat interaksinya secara in silico.

”Bioaktivitas dari protein venom ubur-ubur ini bermanfaat sebagai imunostimulator, antikoagulan, pereda nyeri, dan antihipertensi, tetapi juga bermanfaat juga secara fungsional dalam pengendalian kanker,” terangnya.

Bagian unik seperti filamen marginal ubur-ubur diyakini oleh beberapa kutipan penelitian sebelumnya memiliki kandungan yang baik dalam penghambatan migrasi kanker.

"Di mana terdapat protein venom yang berkhasiat dan bermanfaat," tutur Sylvia.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

Sementara anggota lainnya, Khintan Maulin, menuturkan ubur-ubur merupakan salah satu makhluk hidup (animalia) dengan jumlah melimpah dan tersebar hampir seluruh di perairan Indonesia yang memiliki bentuk sederhana seperti payung dan tentakel.

Keunikan dan jumlah yang melimpah ubur-ubur menjadi daya tarik bagi peneliti di bidang biologi kelautan dan Ubur-Ubur memiliki nilai bioprospeksi cukup tinggi dalam penggalian informasi untuk dimanfaatkan di berbagai bidang seperti industri, pangan, dan terpentingnya di bidang kesehatan.

Di sisi lain, anggota kelima yakni Muhammad Rafli menambahkan riset ini dilakukan secara intensif di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM.

Serta Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler, Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, dan juga riset komputasi.

Riset ini dilakukan untuk menghasilkan nilai yang representatif dalam penghambatan ER-α secara molecular docking, di mana didapatkan nilai penambatan HADDOCK score dari protein venom Gamma-glutamyl Hydrolase sebesar -16,1, sedangkan untuk nilai RMSD sebesar 1,1 Angstrom.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa UB, Tabebuya Pink Obati Kanker Rongga Mulut

“Hasil lain dari riset ini yaitu didapat kadar protein venom rerata sebesar 4,98 ppm. Hasil tersebut sangat berpotensi dalam penghambatan kanker payudara khususnya reseptor ER-α. Dengan hasil ini harapan ke depannya dari hasil tersebut agar pemanfaatan dan eksplorasi biota laut dapat diteliti kembali sehingga dapat mengatasi penyakit kanker payudara,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com