Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Tim UB: Tingkat Toleransi Beragama di Pasuruan Menurun

Kompas.com - 30/11/2021, 09:45 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tingkat toleransi di Jawa Timur menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Temuan ini, muncul dari pengamatan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya (UB), Muhammad Lukman Hakim. Ia menjelaskan dari data yang ada, penurunan terbanyak ada di Kabupaten Pasuruan.

“Riset kami lakukan di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur,” ucapnya, saat agenda Refleksi Akhir Tahun yang diselenggarakan Prodi S3 Sosiologi FISIP UB.

Baca juga: 8 Cara Ajarkan Anak Toleransi dan Menghormati Perbedaan

Data ini, didapat dari kerja sama Program Studi S3 Sosiologi FISIP UB dengan Pusat Kajian Media, Literasi dan Kebudayaan (Puska Melek) dan Centre for Policy Studies and Data Analysis (CYDA).

Lukman mengungkapkan menurunnya indeks toleransi di Jatim membuat kekerasan berlatar agama masih terus muncul. Padahal toleransi juga jadi bagian penting dalam pencegahan terorisme.

“Kalau untuk penyebab penurunan indeks toleransi ini memang belum kita gali lebih dalam. Tapi yang pasti, hal tersebut harus segera diantisipasi. Sebab bisa jadi bom waktu,” papar pria yang menjabat sebagai Ketua Prodi S3 Sosiologi ini.

Sementara pada riset lainnya, ada penurunan toleransi dalam 3 tahun terakhir di Kabupaten Pasuruan. Hasilnya menunjukkan penurunan angka toleransi sebesar 7 persen, dari sebelumnya 7,1 persen pada 2019 menjadi 6,6 persen pada tahun 2021.

Ada dua hal yang disorot. Sikap pada kegiatan agama lain dan pembangunan tempat ibadah di lingkungan sekitar.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

Tiga tahun terakhir, kedua aspek ini terus menurun. Tingkat persetujuan masyarakat pada kegiatan ibadah di lingkungan sekitar mengalami penurunan dari yang sebelumnya mencapai 58,5 persen di 2019, 55,5 persen di 2020, kemudian turun menjadi 41,6 persen pada 2021.

Sedangkan tingkat persetujuan terhadap pembangunan rumah ibadah di lingkungan sekitar, mengalami penurunan lebih jauh. Pada tahun 2019 nilainya sebesar 51 persen, turun menjadi 41,88 persen di 2020 dan anjlok menjadi 29,78 persen pada 2021.

Toleransi menjadi salah satu variabel Indeks Kesalehan Sosial (IKS) yang memotret masyarakat Kabupaten Pasuruan dengan melibatkan 1109 responden yang tersebar di 42 desa dengan tingkat kesalahan 3 persen.

Secara umum, IKS Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan sepanjang tiga tahun berturut-turut, yaitu 72,2 (2019), 76,6 (2020), dan 78,0 (2021).

Pusat Kajian Media, Literasi, dan Kebudayaan (Puska Melek) juga melihat banyak kelompok minoritas seperti Ahmadiyah, penghayat kepercayaan Agama Baha’I, dan non muslim kerap menjadi sasaran kekerasan, baik fisik maupun verbal.

Baca juga: Cara Belajar Jan Meyer, Peraih IPK Tertinggi ITB 2021

Melalui survei dan FGD pada mahasiswa dan tokoh masyarakat di Kota Malang, tindak kekerasan ternyata tidak hanya berlangsung pada kelompok luar yang memiliki keyakinan berbeda termasuk pada kelompok yang memiliki keyakinan sama. Hasil ini, didapatkan dari data Puska Melek. 

Temuan paling menarik adalah saling tuding dan salah menyalahkan tidak hanya terjadi antar kelompok yang berbeda keyakinan, tetapi juga dalam kelompok itu sendiri.

Data di lapangan menyebutkan, sebanyak 46 persen non-muslim pernah dipanggil secara langsung dengan sebutan kafir dan 25 persen muslim juga pernah mendapat panggilan yang sama. Meski demikian, kata tersebut digunakan oleh mayoritas responden dalam konteks joke atau candaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com