Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Utama Guru Masih Tetap Sama agar Anak-anak Terdidik

Kompas.com - 25/11/2021, 18:43 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Hari Guru Nasional 2021 diperingati pada Kamis, 25 November 2021. Peringatan ini sebagai ucapan terima kasih kepada guru atas jasa mereka dalam memajukan pendidikan, khususnya di masa pandemi Covid-19.

Semula proses belajar mengajar dilakukan dengan tatap muka, tetapi kini proses belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet, serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Baca juga: Peringati HGN, Menag: Guru Harus Tingkatkan Kapasitas

Pengamat kebijakan pendidikan UGM, Agustinus Subarsono mengatakan, sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 peran utama guru tetap sama, yaitu mendidik karakter dan transfer ilmu pengetahuan pada anak didik.

Mendidik karakter dengan harapan anak didik bisa menjadi jujur, percaya diri, memiliki komitmen dan lain-lain, sedangkan melakukan transfer ilmu pengetahuan agar anak didik memiliki tingkat kognitif yang lebih tinggi.

"Di dalam masa pandemi ini ada satu peran lagi yang dibebankan guru yaitu soal merubah pola perilaku siswa. Bagaimana perilaku siswa itu berubah dari sebelum dan sesudah masa Covid-19, bagaimana siswa didorong melakukan social distancing, mencuci tangan, diajar untuk tidak interaksi secara langsung dan berkelompok," kata dia melansir laman UGM, Kamis (25/11/2021).

Menurut dia, untuk transfer ilmu pengetahuan mungkin kendalanya tidak terlalu besar dan tidak serumit tugas guru dalam membentuk karakter.

Karena untuk pendidikan karakter idealnya di bentuk melalui pertemuan tatap muka.

Meski begitu, katanya, dengan daring pembentukan karakter tetap bisa dilakukan.

Dengan beberapa kelemahan, disebutnya, guru tetap bisa mengajarkan tepat waktu pada siswa, memberikan tugas-tugas dengan memberi sangsi bagi mereka yang tidak disiplin dan tidak mengumpulkan tugas dan lain-lain.

"Artinya dengan berbagai inovasi yang dilakukan guru tetap bisa dilakukan. Meski tidak seoptimal jika tatap muka," ucap Dosen Departeman Manajemen dan Kebijakan Publik UGM ini.

Melalui platform digital, seperti zoom dan lain-lain, kata Subarsono, guru tetap bisa mengajar dan memberi tugas secara kelompok.

Bisa juga diajar kepada siswa-siswa berbagai bentuk permainan-permainan yang berisi soal kejujuran, integritas, kerja sama dan lain-lain.

Baca juga: Pakar UGM: Ini Penyebab Asam Lambung Naik

Sehingga dari metode semacam itu bisa terlihat siswa yang aktif dan dominan menguasai permainan.

Akan terlihat pula bagaimana mereka bekerja sama, mampu menerima ide orang lain dan seterusnya.

Inovasi juga bisa dilakukan guru dalam pembelajaran membentuk karakter dengan memutar short video.

Short video yang menunjukkan karakter penting dari seorang tokoh yang ditayangkan dalam video tersebut, misalnya short video tentang nilai Kepahlawanan Sudirman atau Hamengku Buwono IX dan lain-lain.

Libatkan orangtua dalam hal pendidikan anak

Agar pencapaian pendidikan karakter optimal, kata Subarsono, semestinya dalam pembentukannya tidak hanya dibebankan pada guru dan sekolah semata, tetapi harus melibatkan anak dan orangtua. Karena keberadaan anak saat ini lebih lama bersama orang tua.

Dengan begitu orangtua memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap pembentukan karakter sejak anak usia dini.

Bersama orangtua bisa diajarkan kejujuran, kedisiplinan, empati, toleransi dan kerja sama diantara anggota keluarga.

"Semua bisa dibangunan dalam sebuah keluarga, misalkan memberikan tugas anak untuk menghidupkan lampu tiap sore, anak yang lain diberi tugas menyapu halaman, menyapu dalam rumah dan sebagainya. Ini upaya menyiapkan anak memiliki tanggung jawab dalam rumah dan orangtua bisa melakukan itu," terangnya.

Cara-cara semacam itu, menurut Subarsono, adalah langkah nyata melibatkan orangtua dalam pendidikan.

Sebab,saat sekolah tatap muka sebelum pandemi bagi guru cukup memberikan pekerjaan rumah, dan pekerjaan-pekerjaan rumah yang dibebankan pada siswa harus mendapat tanda tangan dari orang tua.

"Saat sekarang pendidikan lebih banyak dengan daring karena masing-masing orang tua memiliki waktu yang terbatas, kontrol terhadap pekerjaan anak (siswa) menjadi sulit saat ini," katanya.

Untuk itu, dia berharap setiap semester diadakan pertemuan orangtua dengan guru. Dari pertemuan melalui platform zoom meeting diharapkan bisa terbangun komunikasi dua arah antara orang tua dan guru.

Dalam komunikasi tersebut tentunya akan muncul keluhan-keluhan orangtua ketika mendampingi anak dan bagaimana juga keluhan guru ketika mentrasfer ilmu pengetahuan.

Baca juga: Datang ke Puncak HGN Naik Bus, 30 Guru Terkejut Ada Nadiem Makarim

"Dengan begitu bisa ketemu formula yang tepat bagi orang tua bisa membantu tugas-tugas guru," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com