Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Raih 1 Perak dan 4 Perunggu pada Ajang IOAA Ke-14 di Kolombia

Kompas.com - 22/11/2021, 12:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Selain stamina individu yang prima diperlukan juga kekompakan tim dalam menjalankan seluruh ronde-ronde kompetisi IOAA kali ini.

"Siswa kita memiliki daya juang yang cukup tinggi , hal itu dibuktikan dengan kemampuan siswa yang dapat menjawab soal-soal yang diberikan. Siswa tidak hanya diuji kecerdasan, namun juga ketangguhan dan daya tahan tubuh," ujar Hakim L. Malasan selaku team leader.

Pada ronde teori, siswa bergelut dengan 15 soal-soal terdiri atas soal essay pendek-medium dan soal essay panjang selama 5 jam.

Sedangkan pada ronde analisis data sejumlah 2 soal panjang harus diselesaikan dalam 3 jam.

Ronde Observasi sendiri terdiri atas 17 soal planetarium yang harus diselesaikan dalam waktu 45 menit, dan 11 soal pengamatan Matahari dalam waktu 2 jam.

Walaupun siswa-siswa unjuk gigi dengan seluruh kecerdasan yang dimilikinya dalam seluruh ronde-ronde tersebut, kebolehan para siswa dalam memberikan suguhan seni budaya negara juga ditantang dalam event IOAA.

Baca juga: Mendikbud Ristek: Intoleransi Tak Boleh Ada di Pendidikan Indonesia

Dalam sesi Cultural Day 20 November 2021, siswa-siswa Timnas dengan uniknya menyuguhkan kombinasi Tarian-komedi berjudul "Welcome to Indonesia" dan disambut meriah oleh hadirin.

Selama kurun waktu mengikuti ajang IOAA ke-14 ini, siswa dan supervisor ditempatkan di Hotel GH Universal, Bandung.

Hakim L. Malasan menyampaikan, dengan menguasai dirgantara menjadi suatu keharusan dan itu dapat dicapai dari hal yang paling basic terlebih dahulu, yakni dengan meningkatkan literasi terhadap sains dan teknologi kedirgantaaraan.

"Terlepas dari ada olimpiade atau tidak, mempelajari sains adalah hal yang menyenangkan. Semoga astronomi tidak hanya disenangi sebatas olimpiade, tapi juga dapat menjadi bagian dari kehidupan," ungkap Hakim.

Salah satu tim IOAA Indonesia, Muhammad Sultan Hafiz, menyampaikan, tantangan bagi dirinya saat menjalankan tes dengan waktu yang tidak lazim, yakni dari pukul 17.00 WIB sampai malam hari.

Itu karena, sebut dia, adanya perbedaan waktu dari belahan negara lain

"Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan memperoleh medali perunggu. Setelah mengikuti ajang ini, saya ingin tetap berkontribusi di bidang olimpiade astronomi seperti membuat soal, menjadi tutor dan lain sebagainya," tutur Sultan.

Baca juga: Tingkatkan SDM Vokasi, Kemendikbud Ristek Pererat Kemitraan DUDI

IOAA merupakan kompetisi sains di bidang astronomi yang diselenggarakan setiap tahunnya.

IOAA ke-15 akan dilaksanakan di Ukraina pada 12-21 Agustus 2022. Semoga ajang ini dapat dimaknai sebagai upaya mencintai sains dan integritas tinggi untuk nantinya saling bersahabat dan bermanfaat bagi kehidupan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com