Penulis: Titien Suprihatien | Guru SMPN 11 Batanghari
KOMPAS.com - Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Hal ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden nomor 22 Tahun 2015. Penetapan ini berlangsung di Jakarta, tepatnya di Masjid Istiqlal.
Tujuan penetapan Hari Santri Nasional tentu saja untuk membangkitkan semangat jihad pada diri santri agar para santri tumbuh menjadi manusia berakhlak mulia yang cinta Indonesia.
Jihad adalah berjuang dengan sungguh-sungguh. Santri berjuang di pondok-pondok pesantren agar bisa menghafal Al Quran, kitab-kitab Hadist dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Belajar tentang ilmu agama yang akan menuntun hidupnya kepada kebaikan.
Di pondok pesantren para santri berlatih untuk hidup mandiri. Mereka terpisah jauh dari orang tua.
Santri belajar tentang banyak hal. Tidak hanya ilmu agama tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan serta adab-adab dalam Islam. Dan yang tidak kalah pentingnya mereka sedang belajar membentengi diri dari pengaruh buruk pergaulan.
Dengan memilih menjadi santri, berarti mereka sudah memutuskan untuk hidup dengan menjalankan syariat agama dengan benar. Ini tidak mudah, akan banyak godaan dan tantangan. Hanya santri yang kuatlah yang akan bertahan.
1. Sabar dan selalu bersyukur
Bersabar dan bersyukur adalah kunci untuk betah menjadi santri. Bersabar dengan segala aturan dan tata tertib dipondok. Sabar dalam menjalani rutinitas mempelajari ilmu agama. Sabar dalam menahan kerinduan dengan orangtua.
Sabar dari perpisahan dengan teman-teman dan bersyukur atau semua ilmu yang sudah didapat.
Baca juga: Jokowi: Santri Seharusnya Tak Lagi Cari Kerja tapi Ciptakan Kesempatan Kerja
2. Disiplin dalam segala hal
Di pondok pesantren segala sesuatu sudah diatur sesuai jadwal. Santri harus disiplin dalam menjalankan agar semua rutinitas bisa mengalir tanpa masalah. Ketika bangun pagi, antrian mandi, antrian makan ataupun dalam pembelajaran.
Jalani semua aktivitas sesuai waktu nya, maka semua akan baik-baik saja.
3. Doakan kedua orangtua
Setiap anak harus selalu mendoakan orang tuanya. Apalagi para santri. Mendoakan kebaikan untuk mereka adalah perbuatan terpuji. Hati akan menjadi lapang dan fikiranpun tenang. Hati yang lapang, fikiran yang tenang adalah kunci keberkahan.