Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNS Olah Sekam Padi dan Cangkang Telur Jadi Bahan Pengganti Semen

Kompas.com - 22/08/2021, 19:09 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inovasi dari para sivitas akademika di Indonesia sangat penting untuk masa depan bangsa ini.

Dari buah pemikiran mereka, muncul inovasi-inovasi penting di berbagai sektor. Ide yang dihasilkan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini juga cukup menarik. Mereka menjadikan sekam padi dan cangkang telur menjadi bahan pengganti semen.

Alhasil inovasi ini berhasil meraih juara 2 dalam lomba beton tingkat nasional 'Optimalisasi Penggunaan Bahan Pengganti Semen dalam Beton Normal Ramah Lingkungan'.

Lomba ini merupakan rangkaian kegiatan dalam gelaran Civil Engineering Festival 2021 dengan Prodi Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) sebagai penyelenggara.

Baca juga: Felicia, Peneliti Muda Indonesia Raih Medali Perak di iCAN 2021

Manfaatkan sekam padi dan cangkang telur

Tim yang bergabung dalam SS-02 MINION ini merupakan mahasiswa dari program studi (Prodi) D3 Teknik Sipil Sekolah Vokasi (SV) UNS.

Tim ini digawangi Muhammad Abid, Yelsa Hanifah Ardin, dan Haidar Putra Firdaus. Penelitian yang mereka lakukan di bawah bimbingan dosen Widi Hartono.

Muhammad Abid menerangkan, pemanfaatan sekam padi dan cangkang telur dinilai masih kurang walaupun bahan-bahan tersebut sangat mudah ditemukan.

Abid mengungkapkan, alasan lain memilih limbah ini karena keduanya memiliki kandungan yang sama dengan semen. Abid menjelaskan, dalam abu sekam padi terdapat silikon dioksida sedangkan serbuk cangkang telur juga ditemukan kandungan magnesium oksida.

"Inovasi ini juga diklaim dapat membantu mengurangi produksi semen yang memiliki dampak buruk dari karbon dioksida yang dihasilkan," tutur Abid seperti dikutip dari laman UNS, Minggu (22/8/2021).

Baca juga: Mahasiswa Unair Teliti Efektivitas Terapi Telewicara bagi Penyandang Autis

Hilangkan zat organik terlebih dahulu

Dia memaparkan, sebelum kedua limbah tersebut digunakan sebagai bahan pengganti semen, tim mengolahnya terlebih dahulu untuk menghilangkan zat-zat organik yang terdapat di dalamnya.

Abid mengungkapkan, dari aspek ekonomi, inovasi beton ini mampu menekan biaya sebesar 8,94 persen dibanding dengan harga beton normal.

Dalam pengaplikasiannya, lanjut Abid, beton ini dapat digunakan dalam pembuatan jalan dan beton pracetak. Inovasi ini terbukti membuahkan hasil manis. Tim SS-02 MINION mendapatkan kuat tekan beton sebesar 30 megapascal (Mpa) yang diuji dalam waktu 7 hari.

Baca juga: Siswa, Kenali Alat Musik Tradisional Sunda Karinding dan Filosofinya

Pada kompetisi ini, ketiganya harus melalui sejumlah tahapan hingga akhirnya diumumkan sebagai pemenang. Setelah terpilih melalui seleksi di internal komunitas Semar Solid (SS) D3 Teknik Sipil UNS, mereka melakukan pendaftaran tim. Kemudian alur perlombaan dimulai dengan pembuatan sampel beton, makalah, dan video.

Bisa digunakan dalam pembangunan berkelanjutan

Salah satu video yaitu terkait pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dipublikasikan melalui kanal Youtube Civil Engineering Festival 2021. Publikasi ini merupakan bentuk penilaian publik dengan menghitung jumlah tontonan dan like terbanyak.

Tim SS-02 MINION mampu memasuki tahap selanjutnya sebagai salah satu finalis yang bersaing dengan tim dari perguruan tinggi lain seperti ITS dan PNJ. "Setelah diumumkan mendapat juara 2 itu masih belum percaya," beber Muhammad Abid.

Baca juga: Tanoto Foundation Buka Beasiswa TELADAN bagi Mahasiswa S1, Yuk Daftar

Menurut Muhammad Abid, kedepannya mereka ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai inovasi beton dengan memanfaatkan limbah sekam padi dan cangkang telur.

"Kami berharap bahwa inovasi ini dapat diterapkan dalam pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang," tutup Muhammad Abid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com