Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Pencemaran Sungai, Mahasiswa UGM Terapkan Teknologi Aero Bubble

Kompas.com - 17/08/2021, 11:16 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tidak hanya sampah, tetapi pencemaran sungai juga masih menjadi 'PR' bersama. Bahkan sungai kini tercemar oleh limbah rumah tangga.

Hal itu dari data Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia pada 2014 telah yang melaporkan sekitar 60-70 persen sungai di Indonesia telah tercemar limbah rumah tangga.

Padahal, sungai-sungai tersebut tidak jarang masih digunakan warga untuk kegiatan mandi, cuci dan sumber air minum.

Baca juga: Soprema UGM 2021, Menpora: Sarjana Harus Jadi Job Creator

Prihatin dengan kondisi tersebut, mahasiswa tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat inovasi untuk mengurangi tingkat pencemaran sungai melalui teknologi aero microbubble.

Adapun alat tersebut dikembangkan oleh Mahesa Audriansyah Agatha, Yeyen Karunia, M. Taufik Hermawan yang berasal dari Sekolah Vokasi, serta Zahratul Khasanah dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Pamela Chanifah Prodi Kimia FMIPA.

Mereka didampingi oleh dosen pendamping Felixtianus Eko Wismo Winarto M.Sc. Ph.D., berhasil menerapkan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Dusun Drono, Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut Mahesa, di dusun tersebut terdapat limbah yang masih mengeluarkan bau tidak sedap yang dibuang ke sungai sehingga terjadi pencemaran air.

Melalui program Aero bubble yang mereka rancang mampu mengurangi bau tidak sedap pada IPAL dengan melarutkan oksigen melalui gelembung-gelembung udara berukuran mikro dengan efektifitas yang tinggi dan merata pada permukaan air.

"Berdasarkan hasil percobaan yang tim kami lakukan untuk menghilangkan bau pada limbah IPAL komunal dengan volume 8 liter diperlukan waktu 20 menit menggunakan alat yang telah kami rancang," ujar Mahesa seperti dikutip dari laman UGM, Senin (16/8/2021).

Tak hanya itu saja, mereka juga mengembangkan energi terbarukan. Salah satunya pemanfaatan bakteri Anaerob pada IPAL sebagai penghasil biogas.

Pemanfaatan bakteri Anaerob pada IPAL untuk Biogas merupakan energi yang dihasilkan dari limbah organik seperti kotoran ternak, atau limbah domestik.

"Limbah-limbah tersebut akan melalui proses urai yang dinamakan anaerobik digester di ruang kedap udara," terangnya.

Dikatakan, untuk memaksimalkan potensi IPAL komunal terutama pada pemanfaatan bakteri anaerob, biogas merupakan salah satu pemanfaatan yang dapat dilakukan dan dinilai mempunyai kebermanfaatan yang tinggi bagi masyarakat di Dusun Drono.

Pengelolaan biogas dari limbah diharapkan dapat menciptakan pola sinergitas pengelolaan limbah yaitu pemanfaatan energi yang terjangkau dan energi yang ramah lingkungan dan dimulai dari skala kecil.

Baca juga: Akademisi UGM: Perkerasan Jalan Aspal atau Beton Perlu Pertimbangan Matang

Mereka berharap, program ini nantinya dapat dikembangkan pada daerah-daerah yang masih memiliki permasalahan yang sama.

"Kita harapkan program ini dapat membantu mengurangi bau tidak sedap pada air limbah serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi pencemaran lingkungan," katanya.

"Juga dapat melakukan pemanfaatan energi terbarukan agar kelestarian lingkungan di masa depan dapat tetap terjaga," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com