Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baliho Politisi saat Pandemi Covid-19, Pakar Unair: Cederai Rakyat

Kompas.com - 12/08/2021, 14:34 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah perjuangan menekan lonjakan kasus kedua pandemi Covid-19, beberapa politisi justru sibuk memasang billboard atau baliho foto mereka di sepanjang jalan.

Asal tahu saja, baliho Puan Maharani dan Airlangga Hartarto telah banyak dipasang di sudut-sudut kota Indonesia.

Baca juga: Kurangi Kerusakan Paru-paru, 5 Mahasiswa Unair Ciptakan Filter Rokok

Tindakan itu pun memunculkan banyak kritikan dari masyarakat karena dianggap tidak berempati.

Atas kejadian itu, Pengamat Komunikasi Politik dari FISIP Unair Irfan Wahyudi angkat bicara.

Dia menilai, secara teknis pemasangan baliho tidak menjadi masalah. Karena, pemasangannya tidak dilakukan secara liar, yakni di tempat yang sudah berizin.

Namun, kata dia, perlu diperhatikan terkait isi pesan dari baliho tersebut.

Jikalau terkait kepentingan politik, maka itu mencederai semangat rakyat yang sedang berjuang melawan Covid-19.

"Jadi, yang salah itu bukan billboard (baliho) sebagai media, tapi pesan yang disampaikan," ucap dia melansir laman Unair, Kamis (12/8/2021).

Promosi yang sia-sia

Dosen yang biasa disapa Irfan itu menyebutkan, ada dua cara penyampaian pesan yang digunakan oleh para politikus dalam baliho tersebut.

Yakni, promosi secara terang-terangan atau hard selling dan promosi secara malu-malu melalui tulisan jargon.

Baca juga: Pro dan Kontra Vaksin Covid-19 untuk Anak, Ini Kata Pakar Unair

Dua cara itu, dia menganggap sebagai tindakan yang tidak berempati, karena tidak mencerminkan kondisi sekarang ini.

"Pemasangannya seolah menyampaikan bahwa apapun yang terjadi saya tetap akan promosi diri agar dikenal masyarakat untuk persiapan laga 2024," jelas dia.

Alih-alih menampilkan foto diri dengan masing-masing jargon, dia menilai lebih baik billboard tersebut diisi dengan iklan yang bisa mempersuasi masyarakat.

Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mematuhi protokol kesehatan, mencuci tangan yang benar, atau pesan positif lainnya yang bisa meningkatkan optimisme dalam melawan krisis kesehatan dan ekonomi.

Terlebih, lanjut dia, mengingat sebentar lagi adalah Hari Kemerdekaan, maka pemasangan iklan dengan tema semangat kemerdekaan juga dianggap lebih pas untuk dilakukan.

"Konsep periklanan yang dilakukan itu tidak masuk semua dan hanya buang-buang uang. Bahkan, pesan promosi diri tidak tersampaikan kepada masyarakat dan justru menjadi bumerang yang berbalik menyerang ke mereka sendiri," katanya.

Pengaruh billboard terhadap elektabilitas

Dia mengaku, efektivitas pengaruh pemasangan billboard atau baliho berbeda-beda, karena tergantung pesan yang disampaikan dan tempat pemasangannya.

Dia menegaskan, apabila baliho mampu memunculkan engagement atau tindakan, seperti membuat orang mulai "kepo" dan mencari tahu lebih detail mengenai sosok yang ada di iklan baliho, maka pemasangan iklan itu tersampaikan dengan baik.

Baca juga: Pro dan Kontra Vaksin Covid-19 untuk Anak, Ini Kata Pakar Unair

"Yang perlu diperhatikan adalah jangan mementingkan diri sendiri atau partai dalam kondisi sekarang ini. Kearifan atau kebijaksanaan perlu diutamakan sebelum bertindak, karena pemasangan billboard (baliho) itu memakai ruang publik secara visual," tukas dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com