Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2021, 14:44 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2020 menyebutkan, ada lebih dari 1.700 aduan terkait kurang efektifnya sistem pembelajaran daring di Indonesia. Sebanyak 76 persen siswa menyatakan tidak senang belajar di rumah.

Sementara itu, Sigi Arus Survei Indonesia (ASI) mewawancarai 1.000 responden melalui telepon pada April 2021, yang menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden ingin segera melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pertamina, Meredita Susanty mengatakan, untuk meningkatkan optimalisasi pembelajaran daring, diperlukan keterlibatan aktif orangtua siswa.

Baca juga: Dua Siswa Sekolah Pelita Harapan Raih Nilai Ujian IBDP Tertinggi Dunia

"Solusinya, kami membuat aplikasi Ceria, Cerita bersama Ibu dan Ayah, yang memungkinkan orang tua mengevaluasi capaian belajar anak mereka dan berkomunikasi dengan pihak sekolah," ujar Meredita yang juga merupakan ketua proyek aplikasi Ceria, Kamis (15/07/2021), dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Melalui aplikasi ini, lanjut dia, pihak sekolah dapat berkomunikasi tentang tugas, tak hanya kepada siswa namun juga kepada orang tua.

Fitur notifikasi dan pengingat tenggat waktu juga dapat membantu para siswa dan orang tua meraih capaian belajar yang optimal. Selain itu, laporan evaluasi capaian siswa juga akan dikirim kepada orang tua melalui aplikasi ini.

Dalam pengembangan aplikasi, Meredita dan tim melibatkan peran mahasiswa program studi Ilmu Komputer.

Sundari Oktamiyunda, salah satu mahasiswa, mengungkapkan ketertarikannya dalam proyek pengembangan aplikasi Ceria.

Baca juga: Cerita Siswi SMK Ranking Ke-33 di Kelas yang Lolos Masuk UI

“Tantangan pembelajaran daring lain adalah kesulitan orang tua mengevaluasi hasil belajar siswa. Karena keterbatasan mengunjungi sekolah. Dengan aplikasi ini, orang tua dapat berinteraksi secara personal dengan guru kelas atau mata pelajaran terkait. Selain itu, riwayat percakapan juga dapat terekam di aplikasi, sehingga kemajuannya dapat termonitor,” ungkap Sundari.

Dalam kegiatan peluncuran aplikasi, dilaksanakan juga seminar daring bertajuk "Are You Ready to Build Your Startup" dengan menghadirkan Andika Sudarman, CEO dan Founder startup Sejuta Cita, sebagai narasumber.

Andika mengatakan, dalam pengembangan aplikasi startup, penting untuk mengedepankan asas kebermanfaatan untuk masyarakat.

“Aplikasi ini akan sangat membantu masyarakat terutama di masa pandemi. Tren pembelajaran daring juga diprediksi masih akan terus belanjut sampai beberapa tahun ke depan. Aplikasi ini dapat menjadi pionir lahirnya aplikasi edukasi serupa yang bisa memberikan manfaat bagi lingkungan,” ujarnya.

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Kartu Indonesia Pintar untuk SD-SMA

Aplikasi Ceria bukanlah inovasi pertama yang diluncurkan oleh Universitas Pertamina.

Berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan stimulus bisnis untuk membangun iklim kewirausahaan dituangkan dalam beragam program.

Salah satu aplikasi yang pernah diluncurkan adalah Spinther, aplikasi trauma healing untuk penyintas perundungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com