Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Alumni FPIK Undip Jadi Peneliti Internasional Konservasi Hiu

Kompas.com - 04/07/2021, 18:58 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memilih jurusan kuliah yang tepat bisa mengantarkanmu ke gerbang kesuksesan.

Kesuksesan seorang alumni suatu perguruan tinggi juga bisa menginspirasi adik tingkat saat mengenyam pendidikan.

Seperti kisah sukses salah satu alumni Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Benaya Meitasari Simeon yang saat ini menjadi seorang peneliti perikanan dan konservasi hiu.

Alumni Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atau Prodi Perikanan Tangkap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip saat ini menjadi seorang spesialis ikan hiu di Komisi Penyelamatan Spesies atau Species Survival Commission (SSC) – Shark Specialist Group IUCN (International Union for Conservation of Nature ).

Baca juga: Sekolah di Jepang dan Dapat Uang Saku, Ikuti Program Beasiswa Ini

Jadi peneliti perikanan dan koservasi hiu

Benaya saat ini tergabung dalam jaringan saintis yang terdiri dari ribuan ahli dan relawan dari seluruh negara. Benaya kini dipercaya sebagai peneliti yang fokus pada perikanan dan konservasi laut Hiu dan Pari di pesisir Jawa Tengah.

"Tahun 2021 saya menjadi salah satu anggota dari IUCN Species Survival Commission – Shark Specialist Group. Bersama IUCN banyak peneliti internasional, kami mengkaji kerentanan populasi Hiu baik di tingkat regional hingga global," terang Benaya seperti dikutip dari laman Undip, Minggu (4/7/2021).

Perempuan kelahiran Semarang, 29 Mei 1990 ini senang belajar tentang kehidupan kelautan khususnya pada ikan Hiu dan Pari. Dia juga memiliki banyak pengalaman bekerja.

Pada tahun 2017 dia diajak bergabung di salah satu lembaga non profit Internasional yang bergerak di lingkungan hidup dan mendukung pemerintah untuk melakukan pengelolaan perikanan Hiu dan Pari di Provinsi Aceh dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Webinar UGM: Risma Prioritaskan Penyandang Disabilitas Terima Vaksin

Kemudian pada tahun 2018, Benaya menyelesaikan Training Conservation Leadership Program (CLP) bersama para konservasionis muda dari negara-negara di Asia – Pasifik.

"Melalui pengalaman ini, saya seringkali diundang menjadi pelatih identifikasi Hiu baik di tingkat nasional hingga tingkat regional," ungkapnya.

Diundang ke acara internasional

Menurutnya, sebagai perempuan yang bergerak di bidang konservasi dengan pendekatan perikanan bukanlah hal yang mudah. Dengan pengalaman yang dimiliki, Benaya sering diundang Badan Pangan Dunia FAO untuk mendiskusikan kondisi Hiu dan Pari sebagai perwakilan Indonesia. Salah satu acara yang diikuti Benaya yakni pertemuan di Vigo Spanyol 2018 dan di Kochi India pada tahun 2019.

"Pada tahun 2019, saya juga diajak bergabung dengan gerakan konservasionis internasional untuk menumbuhkan harapan tentang bumi ini dan mempresentasikan kondisi perikanan Hiu dan Pari di Indonesia dalam Conservasion Optimism di Universitas Oxford," bebernya.

Hingga saat ini, Benaya aktif mendukung pemerintah pusat baik KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) maupun LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) untuk melakukan penelitian dan pengelolaan Hiu dan Pari.

Baca juga: Kompas TV Bagi Tips Jadi Content Creator ke Mahasiswa UAJY dan Unsoed

Melalui konsorsium bernama Fisheries Resource Center of Indonesia, dia juga aktif mendukung mahasiswa, LSM dan komunitas lokal (LATUN Bengkulu & Sawfish Indonesia di Merauke) untuk melakukan riset dan pengelolaan Hiu dan Pari di Indonesia.

Peroleh banyak pengalaman saat kuliah

Benaya mengaku sangat terkesan saat belajar di kampus Undip. Meskipun FPIK waktu itu bukan merupakan jurusan pertama yang dipilih. Namun selama belajar di FPIK Undip dia diperkenalkan banyak hal yang sangat menyentuh hati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com