Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simulasi PTM SMPN 1 Yogya, 5 Nilai Karakter Ditekankan pada Siswa

Kompas.com - 07/06/2021, 17:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ada yang menarik di sekolah yang satu ini. Ketika melaksanakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), SMPN 1 Yogyakarta juga menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Dalam pendidikan karakter itu, pihak sekolah menekankan 5 nilai karakter yang harus dikuatkan pada siswa. Apa saja itu?

Menurut Kepala SMPN 1 Yogyakarta, Y Niken Sasanti, lima nilai karakter itu ialah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Baca juga: Siswa SMP Rentan Cyber Bullying, Ini 10 Ragam Perilakunya

Adapun penguatan pendidikan karakter itu harus diberikan kepada anak didik karena selama mengikuti pembelajaran daring dari rumah, pendidikan karakter mungkin terabaikan.

Latih siswa sekolah tatap muka

Dijelaskan, PPK ini juga diberikan pada 9 sekolah lain di bawah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta.

"Kebetulan SMPN 1 Yogyakarta menjadi salah satu sekolah dari 10 sekolah yang melaksanakan simulasi PTM di lingkungan Dindikpora Kota Yogya," ujar Niken, Senin (7/6/2021).

Simulasi PTM dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama pada 29 April – 7 Mei 2021. Sedangkan tahap kedua pada 27 Mei – 4 Juni 2021.

Tentu simulasi ini dimaksudkan untuk melatih para siswa beradaptasi mengikuti sekolah tatap muka sekaligus penguatan pendidikan karakter meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Dalam simulasi ini para siswa belajar di sekolah secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan sesuai standar.

Namun yang lebih ditekankan bukan pada banyaknya materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, tetapi lebih kepada pembiasaan siswa beradaptasi belajar di sekolah meski di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Pembelajaran dilaksanakan secara menyenangkan atau joyfull learning. Semua senang bisa datang ke sekolah," tuturnya.

Dijelaskan, pelaksanaannya terintegrasi dalam seluruh kegiatan di sekolah maupun dalam pembelajaran.

Baca juga: 6 Dampak Negatif Media Sosial, Siswa Wajib Hati-hati

Dimulai ketika siswa datang, mereka melakukan senyum salam sapa dengan bapak ibu guru dan teman-temannya, kemudian mereka melakukan piket kebersihan di kelas dengan cara gotong royong.

Anak-anak kemudian mengawali kegiatan di kelas dengan tadarus selama 15 menit yang dipandu oleh bapak ibu guru.

Sedangkan bagi siswa non muslim ada kegiatan pendalaman iman di ruang yang berbeda. Setelah itu mereka mendengarkan lagu Indonesia Raya dengan sikap hormat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com