Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simulasi PTM SMPN 1 Yogya, 5 Nilai Karakter Ditekankan pada Siswa

KOMPAS.com - Ada yang menarik di sekolah yang satu ini. Ketika melaksanakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), SMPN 1 Yogyakarta juga menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Dalam pendidikan karakter itu, pihak sekolah menekankan 5 nilai karakter yang harus dikuatkan pada siswa. Apa saja itu?

Menurut Kepala SMPN 1 Yogyakarta, Y Niken Sasanti, lima nilai karakter itu ialah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Adapun penguatan pendidikan karakter itu harus diberikan kepada anak didik karena selama mengikuti pembelajaran daring dari rumah, pendidikan karakter mungkin terabaikan.

Latih siswa sekolah tatap muka

Dijelaskan, PPK ini juga diberikan pada 9 sekolah lain di bawah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta.

"Kebetulan SMPN 1 Yogyakarta menjadi salah satu sekolah dari 10 sekolah yang melaksanakan simulasi PTM di lingkungan Dindikpora Kota Yogya," ujar Niken, Senin (7/6/2021).

Simulasi PTM dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama pada 29 April – 7 Mei 2021. Sedangkan tahap kedua pada 27 Mei – 4 Juni 2021.

Tentu simulasi ini dimaksudkan untuk melatih para siswa beradaptasi mengikuti sekolah tatap muka sekaligus penguatan pendidikan karakter meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Dalam simulasi ini para siswa belajar di sekolah secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan sesuai standar.

Namun yang lebih ditekankan bukan pada banyaknya materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, tetapi lebih kepada pembiasaan siswa beradaptasi belajar di sekolah meski di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Pembelajaran dilaksanakan secara menyenangkan atau joyfull learning. Semua senang bisa datang ke sekolah," tuturnya.

Dijelaskan, pelaksanaannya terintegrasi dalam seluruh kegiatan di sekolah maupun dalam pembelajaran.

Dimulai ketika siswa datang, mereka melakukan senyum salam sapa dengan bapak ibu guru dan teman-temannya, kemudian mereka melakukan piket kebersihan di kelas dengan cara gotong royong.

Anak-anak kemudian mengawali kegiatan di kelas dengan tadarus selama 15 menit yang dipandu oleh bapak ibu guru.

Sedangkan bagi siswa non muslim ada kegiatan pendalaman iman di ruang yang berbeda. Setelah itu mereka mendengarkan lagu Indonesia Raya dengan sikap hormat.

"Dilanjutkan dengan kegiatan literasi pembiasaan membaca selama 15 menit. Setelah itu baru dimulai pelajaran," jelas Niken.

Bersamaan dengan sekolah daring

Lebih lanjut Niken mengatakan bahwa sekolah tatap muka dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran daring anak-anak yang berada di rumah.

Teknisnya, guru-guru melakukan pembelajaran di kelas sekaligus berhadapan dengan komputer melayani pembelajaran daring dengan Google meet.

Dengan demikian anak-anak yang di rumah juga dilayani dengan pembelajaran yang sama oleh para guru.

Di situ, guru dan siswa yang ada di sekolah juga dapat berkomunikasi secara daring dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah.

Untuk jumlah siswa yang mengikuti PTM maksimal 50 persen dari kapasitas kelas. Meskipun demikian rata-rata kelas tidak mencapai 50 persen.

Ini karena masih ada orang tua siswa yang belum mengizinkan anaknya mengikuti sekolah tatap muka dengan berbagai alasan. Alasan yang utama adalah masih khawatir anaknya akan terpapar Covid.

"Kegiatan simulasi PTM dengan PPK di SMP 1 Yogya berjalan dengan baik dan lancar. Selama simulasi kondisi cukup aman. Hal ini karena prokes benar-benar diterapkan," ungkapnya.

Di samping itu sekolah juga selalu melakukan screening sebelum PTM, sehingga tahu benar kondisi siswa apakah memenuhi syarat untuk PTM atau tidak.

Menurutnya, simulasi ini sebagai pemanasan sebelum nantinya tahun ajaran baru benar-benar melaksanakan PTM.

Siswa senang bisa masuk sekolah

Ditanya bagaimana tanggapan siswa ketika ikut simulasi sekolah tatap muka, Niken menjawab bahwa siswa semua merasa senang.

"Terutama yang kelas 7 antusias sekali karena sejak mereka diterima menjadi siswa SMP 1 kan belum pernah menginjakkan kaki di sekolah," tuturnya.

"Awalnya mereka canggung karena belum kenal dengan teman dan mengenal guru pun hanya melalui daring. Tetapi kemudian semuanya bisa kenal satu sama lain," tandas Niken.

Tak hanya itu saja, di satu sesi juga ada kegiatan siswa menggantungkan mimpi dan harapan setelah mempresentasikan di depan teman-temannya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/07/170717371/simulasi-ptm-smpn-1-yogya-5-nilai-karakter-ditekankan-pada-siswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke