Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dampak Negatif jika PJJ Dilaksanakan Terlalu Lama

Kompas.com - 02/06/2021, 15:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada tahun ajaran baru mendatang disambut hangat oleh para orangtua.

Tatap muka terbatas ini dipercepat dengan adanya program vaksinasi di lingkungan guru dan tenaga kependidikan. 

Namun orangtua berhak memilih apakah anaknya akan mengikuti pembelajaran tatap muka atau masih menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Iwan Syahril, menilai pelaksanaan PJJ selama ini sudah terlaksana dengan baik.

Baca juga: SMA Swasta Terbaik di Jakarta Pusat Berdasarkan Rerata Nilai UTBK 2020

Dampak negatif PJJ terlalu lama

Namun, apabila hal ini dilakukan terlalu lama maka akan berdampak negatif bagi siswa. PJJ terlalu lama bisa menyebabkan beberapa gangguan terhadap tumbuh kembang anak, antara lain:

1. Gangguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak baik motorik halus dan kasar.

2. Intelektual dan emosional anak akan mengalami gangguan.

Baca juga: Alumnus Unair Bagikan Tips Merintis Bisnis Klinik Hewan agar Sukses

 

3. Anak juga akan mengalami tekanan psikososial.

4. Kekerasan terhadap anak yang tidak terdeteksi.

5. Jumlah anak putus sekolah.

"Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 tidak berubah. Kesehatan dan keselamatan murid, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat tetap merupakan prioritas utama," kata Dirjen Iwan seperti dikutip dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud Ristek, Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Mahasiswa ITS: Tingkatkan Kesadaran Pakai Masker lewat Aplikasi I-Mask

Satuan pendidikan perlu memenuhi semua syarat

Menurut Iwan, kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan apabila Pemerintah Daerah sudah memberikan izin.

Satuan pendidikan perlu memenuhi semua syarat berjenjangnya maka PTM terbatas diperbolehkan, namun tidak diwajibkan.

Iwan berharap, PTM dapat diakselerasi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Jika vaksinasi belum dapat dilakukan di suatu daerah maka pemerintah daerah diharapkan untuk mengakselerasi PTM sesuai kondisi pendidikan.

"Setelah mayoritas pendidik dan tenaga kependidikan diberikan vaksin dosis kedua, satuan pendidikan wajib memberikan opsi layanan PTM terbatas. Orangtua atau wali murid dapat memilih bagi anaknya untuk melakukan pembelajaran tatap muka atau tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh," ungkap Iwan.

Baca juga: Bingung Pilih Sekolah? Cek 20 SMA Negeri Terbaik di Jatim Versi LTMPT

Guru butuh referensi dalam proses pembelajaran

Hal ini disampaikan Iwan dalam acara peluncuran seri webinar pelaksanaan PTM yang akan digelar setiap direktorat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan Ditjen GTK selama 25 hari setiap hari Senin sampai Jumat mulai 31 Mei hingga 2 Juli 2021.

Tujuan diadakan webinar guru belajar PTM terbatas adalah untuk menyosialisasikan PTM terbatas di masa pendemi Covid-19 beserta kebijakan penyertanya.

Melalui webinar ini, peserta dapat diimplementasikan dalam berbagai teknik serta metode yang dapat menjadi referensi guru dalam melakukan proses pembelajaran.

Baca juga: SMA Terbaik di Provinsi Aceh Berdasarkan Rerata Nilai UTBK 2020

Selain itu juga sebagai wadah untuk merefleksikan pengalaman PTM terbatas di masa pandemi antarsesama pendidik. Sehingga dapat menjadi masukan untuk pengembangan proses pembelajaran selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com