Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inisiasi "Kampus Merdeka Energi", SUN Energy Targetkan 15 MWp Energi Bersih di Lembaga Pendidikan

Kompas.com - 30/05/2021, 16:33 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Persoalan energi baru terbarukan menjadi isu tidak terpisahkan dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's atau suistanable development goals). Lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi, memilik peran penting dalam mewujudkan hal itu.

"Dalam program Kampus Merdeka, universitas juga ditantang menggunakan energi baru terbarukan. Kampus Merdeka Energi memiliki peran signifikan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan," ungkap Dion Jefferson, Chief Commercial Officer PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy).

Peran penting universitas dalam membangun ekosistem clean energy atau energi bersih ini disampaikan Dion dalam konferensi daring yang digelar SUN Energy pada Jumat, 28 Mei 2021. 

Lebih jauh Dion menyampaikan saat ini sudah banyak universitas tertarik berkolaborasi dengan SUN Energy untuk mengadaptasi PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) dan juga membuat PLTS ini sebagai laboratorium kampus.

Targetkan 15 MWp energi bersih

Dalam kesempatan tersebut, Dion juga mengungkapkan, SUN Energy telah mendukung sejumlah universitas menerapkan clean energy di lingkungan kampus mereka.

"Tahun 2020, ITB dan UNDIP bekerja sama dengan SUN Energy menggunakan PLTS untuk melistriki gedung perkuliahan mereka," jelas Dion.

Baca juga: Kampus Merdeka, Universitas Moestopo dan ISBI Bandung Kolaborasi Pembelajaran

Di tahun yang sama, Dion menyampaikan, pihaknya mendukung Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung melakukan pembangunan PLTS di lahan sekitar 1 hektar dengan kapasitas energi mencapai 1 MW (mega watt).

"Ini menjadi PLTS terbesar di Indonesia yang berada di kawasan pendidikan. PLTS ini tidak hanya digunakan sebagai energi listrik gedung dan kegiatan perkuliahan, tetapi juga dimanfaatkan untuk laboratorium PLTS," ungkap Dion.

Ia menjelaskan, pusat penelitian terkait energi surya ini dibangun sejalan dengan strategi Itera yang akan memasukan PLTS sebagai program mata kuliah sehingga mencetak lulusan siap mengembangkan industri PLTS.

Ke depan di tahun 2021 ini, lanjut Dion, SUN Energy menarget pembangunan 15 MWp bekerja sama dengan setidaknya 15-16 lembaga pendidikan dengan cakupan area sekitar 15 hektar.

PLTS yang dibangun SUN Energy di kawasan pendidikan, salah satunya di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah.DOK. SUN ENERGY PLTS yang dibangun SUN Energy di kawasan pendidikan, salah satunya di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah.

"Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang akan membangung sebesar 500 KWp untuk laboratorium dan gedung perkuliahan. Saat ini pembangunan sedang dikerjakan dan pada akhir tahun 2021 sudah bisa digunakan untuk kebutuhan di ITN Malang," jelasnya.

"Menyusul, beberapa perguruan tinggi sudah melakukan diskusi serius dengan pihak kami, di antaranya 1 universitas di Kalimantan, 2 universitas di Jawa Timur, 1 universitas di Bali, dan 2 universitas di Jakarta, dan beberapa lokasi lainnya. Target energi yang dihasilkan adalah sebesar 15 MWp," tambahnya lagi.

Dari laboratorium hingga kurikulum 

Baca juga: Kemendikbud Ristek Anggarkan Rp 270 Miliar untuk Program Kampus Vokasi

"SUN Energy sangat mendukung perguruan tinggi dan universitas serta lembaga pendidikan lain yang memiliki antusias tinggi untuk memiliki fasilitas PLTS dalam upaya menciptakan energi bersih dan ramah lingkungan di lingkungannya," ujar Dion.

Dalam kesempatan sama, Dion menyampaikan dukungan pihak SUN Energy tidak hanya sebatas pembangunan PLTS untuk menyediakan kelistrikan universitas saja.

Dion menambahkan, "untuk membangun kesadaran penggunaan energi baru terbarukan, setiap bulannya SUN Energy melakukan diskusi secara virtual kepada lembaga Pendidikan dalam memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi."

Lebih jauh, jelas Dion, pihaknya juga berkomitmen membantu universitas dalam pengadaan PLTS sebagai laboratorium kampus dan juga membantu dalam dukungan pengadaan kurikulum.

"DI beberapa universitas, Sun Energy membangun PLTS ini tidak hanya melistriki namun juga menjadi menjadi perkuliahan mendukung ekosisem terutama dalam penyaiapan SDM (sumber daya manusia) PLTS," tegas Dion.

Hal ini, lanjut Dion, sejalan dengan visi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menargetkan pengembangan sektor hulu (PLTS) demi mengejar bauran EBT 23 persen pada 2025.

Baca juga: Mahasiswa UB Semester 4 Bisa Kuliah di Kampus Luar Negeri

"Selain instalasi PLTS, SUN Energy juga berkomitmen terlibat langsung dalam pengembangan kurikulum, laboratorium, dan penelitian mengenai energi surya yang dapat mendorong lahirnya ilmuwan-ilmuwan di bidang energi baru terbarukan," ujar Dion.

"Komitmen ini agar Indonesia siap menghadapi tren bisnis atau industri di masa mendatang. Kontribusi SUN Energy di sektor Pendidikan merupakan upaya mewujudkan energi bersih untuk menciptakan lingkungan yang layak bagi generasi yang akan datang," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com