Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Undip Buat Aplikasi Pendeteksi Kualitas Daging lewat Ponsel

Kompas.com - 28/05/2021, 13:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inovasi dari dosen Universitas Diponegoro (Undip) ini bisa membantu banyak konsumen yang ingin membeli daging berkualitas baik.

Cukup gunakan ponsel, masyarakat bisa mengetahui kualitas daging sapi yang akan dikonsumsinya pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan pemerintah.

Inovasi pemanfaatan teknologi citra memakai kamera handphone ini dikembangkan oleh Kusworo Adi, dosen di Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip. Mengantarkannya menjadi guru besar bidang ilmu fisika instrumentasi.

“Sementara ini inovasinya masih kami fokuskan pada daging sapi karena tingkat akurasinya yang masih di posisi 84 persen. Kami sedang berupaya menaikkan tingkat akurasi supaya lebih proven. Setelah itu baru kita kembangkan untuk jenis daging yang lainnya,” kata lelaki kelahiran Temanggung, 17 Maret 1972 ini dilansir dari laman undip.ac.id

Baca juga: Pakar IPB: Ini Cara Alami Obati Tekanan Darah Tinggi

Dalam orasi ilmiah perdana sebagai guru besar bertajuk “Pemanfaatan Teknologi Citra Untuk Penentuan Kualitas Pangan”, yang disampaikan pada sidang terbuka Senat Akademik (SA) Undip beberapa waktu lalu, Kusworo mengatakan inovasi pemanfaatan teknologi citra untuk penentuan kualitas daging.

Hal ini didorong kenyataan saat ini kemampuan mengecek kualitas daging masih terbatas pada kalangan pakar dan praktisi teknis saja. Padahal yang sehari-hari berhadapan dengan kondisi itu adalah masyarakat langsung.

Karena itu, untuk meningkatkan perlindungan konsumen Kusworo memandang perlu ada inovasi yang sederhana dan dapat dioperasikan oleh masyarakat luas.

Konsumen daging harus dihindarkan dari konsumsi daging sapi yang tidak berkualitas dan terjaga kemurniannya dalam artian tidak dicampur dengan daging hewan lain. Tentunya dengan cara yang affordable.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Kusworo kemudian terdorong untuk merancang aplikasi yang mudah digunakan dan memiliki akurasi yang bisa dipertanggung jawabkan.

Pilihan pada fasilitas kamera yang ada di android ini menjadi pertimbangan dalam inovasinya. Karena, hampir semua orang bisa mengoperasikan alat tersebut. Sementara pemakaian parameter SNI 3932 : 2008 tentang mutu karkas dan daging sapi, karena itu adalah dasar legal yang ada saat ini.

Untuk inovasinya, Kusworo menggunakan teknologi citra diyakini mampu menguji kualitas pangan melalui proses analisis citra yang meliputi machine learning, visi komputer, pengenalan pola, dan kecerdasan buatan.

Teknologi citra sendiri merupakan fungsi intensitas cahaya yang direpresentasikan dalam bidang dua dimensi, sedangkan citra digital adalah citra yang dihasilkan dari sinyal digital yang bersifat diskrit.

Kusworo mengatakan, selama ini penggunaan teknologi citra untuk penentuan kualitas pangan sudah banyak dilakukan. Di antaranya penentuan kualitas untuk buah dan sayuran.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Namun untuk daging yang nilai ekonominya cukup tinggi masih jarang, sehingga perlu didorong agar masyarakat luas bisa melakukannya secara mandiri.

Mengenai tingkat akurasi dalam inovasinya, ayah satu anak ini menyebut ada beberapa faktor. Misalnya, selama resolusinya di atas 4 mega pixel alat tersebut masuk kategori layak dipakai.

Namun cara pemakaian dan teknisnya seperti jarak antara obyek dengan alat saat pengambilan, kualitas pencahayaan, serta sudut pengambilan juga bisa berpengaruh terhadap akurasinya.

Sementara, dari penelitian yang dilakukan sistem menunjukkan bahwa akuisisi citra pada jarak 30 cm memberikan akurasi yang lebih baik dengan resolusi kamera 4 MP. Akuisisi citra dapat dilakukan dari berbagai sudut dengan posisi tegak lurus antara daging sapi dan kamera smartphone.

Kusworo yang lulus S3 dari ITB dengan disertasi berjudul “Restorasi dan Phase Unwrapping Citra Komplek Dengan Pendekatan Minimisasi Energi Secara Stokastik” mengungkapkan hasil dari ekstraksi ciri seperti marbling score, warna daging, dan warna lemak kemudian diolah dengan menggunakan Rule Base untuk mendapatkan klasifikasi kualitas daging berdasarkan SNI 3932:2008.

Baca juga: Biaya Kuliah S1 Jalur Mandiri PTN 2021: Undip, IPB, UNY

Proses itu sangat cepat, namun terukur. Adapun, perangkat lunak yang digunakan adalah android studio dan openCV.

Penerapan ilmu fisika dalam sektor pangan seperti yang dilakukannya, diharapkan menjadi pemantik minat bagi para siswa dan mahasiswa melakukan inovasi. Bagaimanapun teknologi modern yang mampu meningkatkan efisiensi proses produksi dan kualitas bahan pangan masih sangat dibutuhkan dalam mewujudkan ketahanan pangan.

“Fisika, Kimia, Biologi dan Matematika bukan ilmu yang sulit. Siapa saja bisa mempelajarinya. Saya anak petani dari desa sudah membuktikannya,” tukas Kusworo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com