Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ITS Kembangkan Edukasi Seksual untuk Siswa SD Lewat Game

Kompas.com - 19/03/2021, 10:28 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Data UNICEF tahun 2016 menunjukkan, 8 dari 10 remaja berusia 18 tahun percaya bahwa anak muda rentan mengalami pelecehan seksual.

Beranjak dari permasalahan tersebut, Tim Bramunastya dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan sebuah inovasi berupa 3D modeled game untuk meningkatkan kesadaran anak sekolah dasar (SD) akan pentingnya edukasi seksual.

Baca juga: Mendikbud Lindungi Siswi dan Mahasiswi dari Kekerasan Seksual

Mereka yang mengembangkan adalah Aqilla Suci Fattimatuz Haya, Muhammad Adrian Fadhilah, Rendy Ichsan Hanif, Rizki Amrizal, dan Hammam Dyahurrahman Yusdin.

Kelima orang itu membidani lahirnya Sex Education Game (XEGA), julukan permainan inovatif ini.

Lima mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS ini mengembangkan permainan mereka dengan memanfaatkan Microsoft Kodu Game Lab sebagai basis pengembangannya.

Salah satu anggota tim, Aqilla Suci Fattimatuz Haya menjelaskan alasan mereka memilih mengembangkan permainan model tiga dimensi (3D).

Karena, selama ini media yang menyediakan layanan serupa, umumnya dari segi grafis masih menggunakan dua dimensi dan text oriented.

"Dari survey yang kita lakukan, 68 persen dari seluruh responden percaya bahwa game lebih dipilih oleh anak-anak dari pada video atau teks," kata dia melansir laman ITS, Jumat (19/3/2021).

Menariknya, permainan ini gratis dan bisa diakses oleh siapa saja.

Cara memainkan

Untuk memainkannya, hanya diperlukan laptop atau komputer serta Microsoft Kodu Game Lab yang sudah terinstall di dalamnya.

"Di XEGA nanti, cerita dimulai di sebuah kota bernama Majapahit," tambahnya.

Baca juga: 10.650 Siswa Berebut Kursi Prodi Saintek ITS di SNMPTN 2021

Di awal permainan, pemain akan mendapatkan nama karakter mereka, Kartono atau Kartini, sesuai dengan jenis kelamin mereka.

Agar bisa memenangkan permainan, bila Aqilla, pemain harus menyelesaikan tiga misi utama yang tesedia.

Setiap misi disesuaikan dengan jenjang kesulitan mulai dari yang termudah.

"Di misi pertama, pemain akan diminta untuk mengenali diri mereka dan diuji apakah mereka bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan," ujar mahasiswa angkatan 2018 ini.

Setelah berhasil di misi pertama, pemain harus berpindah ke salah satu lokasi ramai di Kota Majapahit.

Di sini, pemain dipertemukan beberapa orang tak dikenal yang berusaha untuk memegang daerah privasi karakter pemain.

Jika hal tersebut terjadi, karakter pemain harus berteriak meminta tolong ke keramaian agar dapat lolos di misi berikutnya.

Baca juga: Universitas Brawijaya Kecam Tindakan Kekerasan Seksual dan Perundungan

"Di misi terakhir, pemain diminta untuk menyelesaikan sebuah maze dengan tujuan melarikan diri dari orang jahat," tukas Aqilla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com