Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pesan Pesepak Bola Zahra Muzdalifah bagi Perempuan Indonesia

Kompas.com - 10/03/2021, 08:13 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Zahra Muzdalifah menceritakan pengalamannya sebagi atlet perempuan.DOK.tangkapan layar TikTok Zahra Muzdalifah menceritakan pengalamannya sebagi atlet perempuan.

KOMPAS.com - Memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2021, Kemendikbud membuat live talkshow inspiratif di TikTok.

Menggandeng Content Creator Fathia Izzati, dan pesepak bola andalan Indonesia Zahra Muzdalifah keduanya membahas mengenai isu perempuan terkini.

Apalagi, sosok Zahra sebagai pesebak bola perempuan tentu memiliki cerita tersendiri selama berlatih dan bertanding.

Melalui akun @cerdasberkarakter dengan tema Perempuan Juga Bisa, Zahra mengungkapkan impiannya.

Salah satunya, membuat sepak bola perempuan juga bisa mendapat perhatian dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan masyarakat Indonesia.

"Orang-orang di Indonesia masih close minded, sementara di luar negeri sudah berjalan, sudah jelas, orang-orang di sini, liat cewek main bola kayak aneh, seperti liat orang gila, padahal normal, Zahra ingin mengubah persepsi itu," kata Zahra.

Baca juga: Unik, Mahasiswa UI Ini Manfaatkan TikTok untuk Berbagi Ilmu Sejarah

Minimnya wadah kembangkan bakat

Punggawa Timnas Putri ini juga menyuarakan harapan akan adanya pembinaan yang jelas dan teratur untuk sepak bola perempuan.

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak potensi pesepak bola perempuan, namun sayangnya tidak mempunyai wadah untuk mengembangkan bakatnya.

"Saya melihat banget potensi anak-anak Indonesia itu banyak banget, tapi bingung improve skill mereka seperti apa karena wadah untuk wanita ga selamanya ada," ujarnya.

Zahra sendiri mulai mencintai sepak bola di umur 7 tahun. Kabarnya, kecintaannya terhadap sepak bola itu karena ingin mematahkan stigma bahwa perempuan juga bisa berkarier di dunia sepak bola. Hingga akhirnya, ia masuk di tim Persija Putri dan memperkuat Timnas.

"Saya ingin membuktikan bahwa perempuan juga bisa lho main sepak bola. Terus saya langsung rutin latihan di rumah hampir setiap hari setelah pulang sekolah. Pokoknya latihan sekeras mungkin sampai di mana saya bisa membuktikan bahwa sepak bola itu genderless, dan enggak dilihat dari kelamin saja melainkan dari skill dan juga otak," kata Zahra.

Baca juga: Ini Dia, Sosok Dosen TikTok yang Menang di Ajang TikTok Awards 2020

Ia mengatakan, kerap mendapatkan stigma tak menyenangkan selama latihan. "Dijauhin pas latihan, gak dikasih operan bola. Gak diajak omong, dipandang sebelah mata oleh rekan tim laki-laki. Malah karena itu, saya bertekad, lebih baik dari mereka," kata dia.

Dari tekadnya, Srikandi Garuda ini telah membuktikannya pada masyarakat Indonesia perbedaan gender bukan halangan. "Memang kalian pikir hanya cowok saja yang bisa berprestasi, dengan banyak hal yang aku raih saat ini aku sudah membuktikan sama mereka kalau aku juga bisa dan stigma mereka salah," tegasnya.

Ia mengatakan, tekadnya yang keras di dunia sepak bola datang dari keluarganya. "Terutama mama. Karena, mama itu dulunya kan karateka. Sifat keras, pekerja kerasnya nurun ke aku. Jadi pernah ankle aku bengkak gede banget. Mama bilang, jangan cengeng. Kalo cengeng gausah main bola," kata Zahra.

Padahal, ayahnya saat itu memintanya istirahat saja dulu. Namun ibunya, mengatakan Zahra boleh istirahat, tapi tidak boleh cengeng. "Wanita harus kuat. Mama ku bilang, semua wanita harus kuat, sakit dikit ga boleh cengeng," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com