Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Growth Mindset, Mengelola Tantangan Saat New Normal

Kompas.com - 12/02/2021, 08:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Arki Sudito*

EFEK pandemi Covid-19 menyentuh kehidupan penduduk dunia. Tak banyak yang menyangka pandemi global yang berlangsung sejak tahun lalu akan membawa perubahan besar di hampir semua sektor kehidupan, termasuk pekerjaan.

Tentu, bagaimana menyikapi perubahan tersebut bisa berbeda di setiap orang. Apakah kita cenderung melihat perubahan sebagai sesuatu yang sebaiknya dihindari? Atau sesuatu yang harus “dirangkul” agar kita bisa belajar, tumbuh, dan berkembang?

Dengan segala perubahan yang kita alami selama pandemi Covid-19, tentu bukan hal mudah untuk selalu bersikap positif. Jika sebelumnya kita harus datang ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan, saat ini kita dapat (atau bahkan harus) bekerja dari rumah.

Baca juga: Pandemi Corona, Perayaan Imlek di Kelenteng Kim Hin Kiong Gunakan Penjadwalan

Bayangkan, sulitnya membagi waktu bagi orang tua yang anak-anaknya juga harus didampingi saat sekolah dari rumah. Selain itu, pertemuan atau rapat harus dilakukan secara online menggunakan aplikasi-aplikasi yang mungkin tidak pernah kita gunakan sebelumnya.

Namun, Jeff Schwartz dan Suzanne Riss dalam bukunya Work Disrupted: Opportunity, Resilience, And Growth In The Accelerated Future of Work menjelaskan dampak dari perubahan besar ini justru munculnya kesempatan baru yang akan menguji ketangguhan kita sebagai manusia.

Ketangguhan yang akan mendorong manusia untuk selalu tumbuh dan berkembang di tengah tantangan, tak terkecuali tantangan pandemi saat ini.

Contoh kesempatan yang mereka maksud, adalah:

Pertama, potensi kolaborasi manusia dan mesin. Tantangan terbesar untuk mewujudkan hal ini adalah bagaimana perusahaan secara proaktif mendesain agar kapabilitas manusia dilengkapi dengan kecanggihan mesin, bukan digantikan oleh adanya mesin tersebut.

Perusahaan atau organisasi harus mempersiapkan, mengembangkan, dan menghargai kapabilitas manusia, agar tidak muncul ketakutan-ketakutan bahwa mereka akan digantikan seutuhnya oleh kerja mesin.

Kedua, terciptanya model perikatan baru dalam bekerja. Pekerjaan paruh waktu (part-time), kontrak, lepas (freelance), atau independen, akan menjadi lebih umum digunakan. Posisi tawar mereka pun bisa lebih tinggi nantinya dibanding saat ini.

Ketiga, dengan kemajuan teknologi kolaborasi, bagaimana kita bekerja akan menjadi jauh lebih penting daripada dimana kita bekerja.

Ketika kita dihadapkan pada kesempatan-kesempatan tersebut, kita bisa saja menghindarinya, atau justru mengambil kesempatan tersebut agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Potensi kolaborasi manusia dan mesin, misalnya.

Untuk bisa mengelolanya, kita harus mengikuti perkembangan teknologi saat ini yang melibatkan banyak istilah-istilah baru seperti big data, cloud computing, artificial intelligence, Internet of Things.

Baca juga: Bertahan Selama Pandemi, UMKM Dinilai Harus Bertransformasi ke Bisnis Online

Pemahaman tersebut akan menuntut kita untuk meningkatkan kapabilitas-kapabilitas yang mungkin kita kurang kuasai sebelumnya, seperti kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, empati, komunikasi dan kepemimpinan. Dengan kata lain, potensi ini bisa mendorong kita untuk tumbuh dan berkembang.

Nah, pola pikir yang melihat tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh adalah pola pikir growth mindset.

Dalam bukunya Mindset: Changing The Way You Think To Fulfil Your Potential, Dr Carol S Dweck menjelaskan growth mindset sebagai pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangkan.

Ia akan punya keinginan untuk memperbaiki diri. Jika diberikan tantangan, ia akan coba melaluinya dengan penuh keyakinan.

Sebaliknya, pola pikir yang cenderung menghindari tantangan, karena menganggap dirinya tidak cukup pintar untuk mengetahui, memahami dan menguasai hal-hal baru, adalah pola pikir fixed mindset.

Kondisi pandemi Covid-19 saat ini adalah sebuah tantangan besar yang harus kita hadapi, mau tidak mau. Pola pikir mana yang akan kita gunakan adalah pilihan.

Jika kita ingin tumbuh dan menjadi lebih sukses, apapun definisi sukses kita, kita perlu memiliki growth mindset. Apakah kalian sudah memiliki growth mindset? Silakan klik di sini untuk mengetahuinya.

*Arki Sudito,
Co-founder & CEO Growth Center
Growth Center, HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri mereka.
Powered by Kompas Gramedia

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com