Pergerakan ini terus dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan yang ada di Unpad.
"Bukan tidak mungkin kita bisa kembali ke posisi 10 besar di Webometrics," tegasnya.
Ronny menekankan, Unpad perlu belajar dari kesalahan yang harus diperbaiki.
Baca juga: UPI Rekrut Calon Mahasiswa Lewat 5 Jalur Seleksi
Secara konsep, Webometrics merupakan pemeringkatan yang menilai kinerja platform website perguruan tinggi.
Berbeda dengan pemeringkatan lain, Webometrics tidak menilai berdasarkan data yang diunggah, tetapi langsung menilai kondisi platform perguruan tinggi dari jagad maya.
"Semangat dan koordinasi universitas-fakultas berperan besar," ucap Ronny.
Arif mengaku, ada sejumlah strategi yang disiapkan dan beberapa sudah dijalankan. Penguatan konten website ke arah scientific resources perlu diarahkan.
"Artikel digital kita harus diposisikan setara dengan artikel ilmiah. Dari sisi teknis, teknologi sudah kita siapkan, SEO dijalankan, dan security-nya juga kita jalankan," terangnya.
Tidak hanya kinerja website institusi, website satelit, seperti fakultas hingga program studi juga perlu diperkuat.
Konten digital harus ditempatkan dengan konsep scientific resources. Hal ini akan mendukung penguatan metadata Unpad.
Metadata ini bukan sembarangan, bagaimana orang bisa cari sesuatu yang tepat kalau metadatanya kurang.
Maka dari itu, dia mengimbau dosen untuk memantau profil di Google Scholar masing-masing.
Pemantauan diperlukan agar tidak ada data karya ilmiah milik orang lain, tetapi terklaim menjadi karya ilmiah sendiri.
Karena itu, pihaknya siap membantu pendampingan terkait Google Scholar ini.
Dia berharap peringkat Unpad bisa naik karena memang memiliki peningkatan kinerja. Ini sesuai dengan khitah pemeringkatan perguruan tinggi.
Baca juga: Pakar Unpad: Kasus Anak Gugat Orangtua Langgar Norma
"Peringkat (Webometrics) Unpad naik, jika sumber daya yang dihasilkan betul-betul bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan," tukasnya.