Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei KPAI: 78 Persen Siswa Setuju Sekolah Tatap Muka Januari 2021

Kompas.com - 29/12/2020, 07:54 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Hasil survei singkat yang dilakukan Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut, mayoritas siswa menyatakan setuju sekolah kembali dibuka pada Januari 2021.

Dari 62.448 responden survei, sebanyak 48.817 siswa atau 78.17 persen dari total responden setuju sekolah tatap muka dibuka pada Januari 2021.

Sementara itu, yang tidak setuju hanya 6.241 siswa atau sekitar 10% persen dari total responden. Adapun yang menjawab ragu-ragu mencapai 10.078 siswa atau sekitar 16,13 persen dari total responden.

Baca juga: Mendikbud Nadiem: Ada 3 Dosa di Sekolah yang Tidak Boleh Ditoleransi

Survei tersebut diinisiasi oleh Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti, bertujuan untuk mendengarkan suara anak-anak Indonesia, adapun aplikasi yang digunakan adalah google form.

Siswa mulai jenuh PJJ

Sudah jenuh PJJ dan butuh variasi dengan pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi alasan siswa setuju pembelajaran tatap muka di buka pada Januari 2021.

"Alasan lainnya, ada pelajaran praktikum dan materi-materi yang sangat sulit yang tidak bisa diberikan melalui PJJ. Diutarakan oleh hampir 56 persen responden, terutama siswa kelas 6 SD dan siswa kelas 9 SMP dan siswa kelas 12 SMA/SMK," papar Retno dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Di sisi lain, sebanyak 45 persen siswa yang menolak sekolah dibuka umumnya khawatir tertular Covid-19 karena kasusnya masih tinggi di daerahnya. Alasan lain, ada yang meragukan kesiapan sekolah dalam menyediakan infrastruktur dan protokol kesehatan/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah di satuan pendidikan.

Baca juga: Cerita Mendikbud Nadiem Pernah Jadi Korban Bullying di Sekolah

Sekolah minim Persiapan

Saat survei dilakukan, lanjut Retno, 94,75 persen sekolah responden belum menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, hanya sekitar 5,25 persen saja yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka dengan sistem campuran antara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Dari sekolah responden yang menggelar tatap muka, ditanyakan beberapa hal terkait kesiapan yang dilakukan sekolah dalam menggelar pembelajaran tatap muka.

Berkaitan dengan sarana mencuci tangan, 91,96 persen responden yang sekolahnya sudah buka menyaksikan ada wastafel atau tempat cuci tangan di sekolahnya dengan bentuk beragam.

Sementara 8,04 persen menyatakan tidak ada wastafel atau tempat cuci tangan dalam bentuk apapun di sekolahnya.

Baca juga: Kemendikbud Salurkan Kartu Indonesia Pintar untuk Siswa Prasejahtera

Sedangkan sarana berupa bilik disinfektan, 67,31 persen responden yang sekolahnya sudah tatap muka menyatakan tidak pernah menyaksikan ada bilik disinfektan di sekolahnya, namun sekitar 32,69 persen responden menyatakan ada bilik disinfektan di sekolahnya.

Retno mengatakan sosialisasi protokol atau SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah sangatlah penting sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.

Sekolah yang sudah dibuka, para siswanya menyatakan bahwa 47,33 persen pernah melihat dan membaca ketentuan protokol kesehatan atau SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) secara tertulis yang ditempel di lingkungan sekolah.

Namun, jumlah yang lebih besar yaitu 52,67 persen responden menyatakan belum pernah melihat SOP AKB tersebut ditempel di lingkungan sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com