Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mendikbud Nadiem Pernah Jadi Korban "Bullying" di Sekolah

Kompas.com - 23/12/2020, 08:48 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim kembali menyoroti tiga dosa besar dalam dunia pendidikan.

Hal tersebut dipaparkannya dalam obrolan santai melalui Instagram Live bersama dengan Iqbaal Ramadhan, beberapa waktu lalu.

Dosa pertama yang dipaparkan Nadiem ialah perundungan atau bullying. Nadiem menyebut, saat masih sekolah dirinya pun sempat mengalami perundungan.

"Saya pernah, jelas saya punya pengalaman di-bully dan karena pengalaman di-bully itu, saya juga menyadari dalam diri saya untuk mau balas dendam. Waktu saya masih umur awal-awal remaja," paparnya.

Baca juga: Guru Besar IPB Temukan Formula Minuman Penurun Gula Darah

Saat umur 10 sampai 13 tahun, imbuh Nadiem, ia cukup sering mengalami bullying.

"Saya lumayan gemuk dan saya selalu orang yang kelihatan beda dari teman-teman saya, baik di Indonesia saya mukanya beda, saat di New York ke middle school juga mukanya beda, jadi saya lumayan dapat intensif beberapa bullying. Bukan bullying yang fisik tetapi bullying yang verbal. Itu yang saya dapat," cerita Nadiem.

Saat tinggal di asrama pun, Nadiem mengaku juga mengalami beberapa bullying fisik.

"Terus terang saya enggak tahu teman saya satupun yang tidak mengalami satu atau dua jenis bullying. Mayoritas dari teman-teman saya yang cerita, mereka pernah mengalami dan traumanya itu enggak pernah hilang. Sampai hari ini saya masih merasa trauma itu dan mungkin ingin membuktikan ke orang-orang yang nge-bully saya itu kalau mereka salah," tutur Nadiem.

Untungnya, lanjut Nadiem, hingga umur 14-15 tahun pertemanannya mulai berkembang sehingga ia tidak sempat untuk balas dendam, meski kemarahan karena di-bully masih terasa.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Obat Herbal Penurun Asam Urat

Meski bagi sebagian orang kejadian itu bisa jadi motivasi banyak orang juga untuk berkarya dan sukses, namun Nadiem menegaskan kondisi itu tidak sehat.

"Ini isu yang luar biasa," terangnya.

Sementara itu, Iqbaal juga bercerita bila dirinya juga pernah menjadi korban bully saat SD.

"Aku di antara teman-teman sekolah (bertubuh) kecil, paling kecil. Dan di SD aku mungkin salah satu anak yang paling ekspresif, suka maju ke depan, menyampaikan pendapat, jadi suka dikira cari muka sama guru dan akhirnya di-bully sama teman sekelas, sama kakak kelas, bahkan dulu sempat di-bully banget sama cewek-cewek karena aku kurus. Dan akhirnya jadi suka diminta duit dan lain-lain," paparnya.

Kondisi itu, lanjut Iqbaal, berpotensi membuat seseorang juga jadi pem-bully.

Baca juga: Lowongan Kerja BCA Desember 2020 untuk Lulusan D3-S1

"3 Dosa" di sekolah

Nadiem memaparkan, menurut riset yang dilakukan tim khusus di Kemendikbud yang berfokus pada masalah tersebut dan bermitra dengan berbagai macam badan seperti Unicef, mayoritas pem-bully ditemukan memang pernah mengalami kekerasan atau bully maupun trauma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com