KOMPAS.com - Sudah sekitar delapan bulan Pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tak hanya di Indonesia, PJJ kerap menjadi hal baru bagi sebagian lembaga pendidikan di dunia.
Interaksi antara dosen dan mahasiswa yang kini harus dilakukan melalui teknologi, memberikan cukup banyak tantangan, salah satunya dalam hal mengevaluasi hasil belajar.
Head of Applied Communication Sciences Online Learning Universitas Pelita Harapan Stella Stefany mengatakan, berdasarkan uji coba, ditemukan bahwa mahasiswa berpotensi melakukan plagiat saat mengejakan tugas online learning.
Baca juga: 4 Kampus Jurusan Komunikasi Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021
Sebagai salah satu universitas pelopor online learning, lanjut Stella, UPH sendiri mulai menguji coba di tahun 2014 yang melibatkan 100 mahasiswa pada batch pertama.
Saat itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memberikan hibah kepada beberapa universitas salah satunya UPH untuk bisa melakukan PJJ.
"Di situ saya masuk untuk mengembangkan online learning yang ada di UPH," tuturnya dalam diskusi daring bersama Turnitin dan Universitas Pelita Harapan, Rabu (26/11/2020).
Seratus mahasiswa, kata dia, masuk dalam uji coba learning management system (LMS) dengan kelas virtual menggunakan moodle. Kala itu, dosen memberikan materi berupa audio yang di rekam dan mahasiswa diberikan tugas.
"Ketika saya masuk saya mencoba evaluasi apa yang terjadi di dalamnya. Jadi saya coba-coba kok jawaban mahasiswa bagus-bagus banget ya, saya coba kopi jawaban mereka dan saya gunakan free plagiarism checker waktu itu," ucapnya.
Baca juga: 4 Kampus Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021
Ternyata, lanjut dia, saat itu didapati sekitar 80 persen mahasiswa melakukan plagiarisme, benar-benar copy-paste tanpa ada diubah apapun.
"Satu temuan itu membuat saya terhenyak, ternyata dengan online learning jika kita tidak me-manage kualitas dengan baik, yang terjadi hal sepeti ini. Ini menjadi satu penemuan yang saya diskusikan lagi dengan pimpinan bahwa kita tidak bisa menolelir mengenai kualitas dalam pendidikan, itu kenapa saya minta kepada pihak edu-tech kami untuk cari dong apa plagiarism checker apa yang bisa bulit-in dalam moodle kita," paparnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.