Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 56 Persen Orangtua Merasa Kurang Sabar Saat Temani Anak PJJ

Kompas.com - 19/11/2020, 15:16 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Sudah sekitar 8 bulan pandemi Covid-19 membuat anak-anak masih harus belajar dari rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Tak hanya anak-anak yang dihadapkan pada tantangan belajar, orangtua sebagai pendamping belajar pun sering kali menghadapi tantangan.

Melansir laman Sabahat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebuah survei yang dilakukan oleh Tanoto Foundation terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menemukan tiga masalah utama yang kerap dihadapi orangtua.

Survei yang melibatkan 100 orangtua menemukan, sebanyak 56 persen orang tua yang jadi responden mengaku kurang sabar dan jenuh menangani kemampuan dan konsentrasi anak yang duduk di bangku SD/MI. Hal ini juga dirasakan oleh 34 persen orang tua yang anaknya duduk di bangku SMP/MTs.

Baca juga: Berapa Usia Ideal Anak Belajar Bahasa Inggris?

Masalah kedua ialah, 19 persen orangtua kesulitan menjelaskan materi pelajaran SD/MI dan 28 persen orangtua dengan anak usia SMP/MTs juga merasakan hal yang sama.

Lalu, masalah ketiga yang paling sering dialami orangtua ialah kesulitan memahami materi pelajaran anak. Dialami oleh 15 persen orangtua SD/MI dan 24 persen orangtua dengan anak SMP/MTs.

Orangtua jadi sahabat belajar anak

Merespons hasil survei tersebut, ahli parenting dari Wellness Counselling dan Education Center, Chyntia Poedjokerto mengatakan, harus ada pengaturan ulang jadwal belajar anak di rumah untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini.

"Pengaturan jadwal ini sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara orang tua dan anak,” kata Chyntia pada webinar tentang “Orang Tua Sahabat Anak Belajar” oleh Tanoto Foundation, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Orangtua, Ketahui 9 Jenis Kecerdasan Anak dan Cara Mengembangkannya

Chyntia menuturkan, dengan memiliki jadwal orangtua bisa meminta dan menyepakati bersama sekolah untuk mendahulukan mana sistem pembelajaran yang harus diterapkan secara daring (Dalam jaringan atau online) dan luring (luar jaringan atau tatap muka.

Dari jadwal tersebut, kata dia, orang tua dapat menganalisis kembali mana jadwal pembelajaran yang butuh pendampingan dan mandiri.

“Jadwal visual ini akan menolong terjadinya hal-hal yang tidak terprediksi. Membuat segala sesuatu lebih terprediksi. Ini sangat menolong,” ujarnya.

Selain jadwal belajar akademis, lanjut Chyntia, orang tua bisa memasukkan jadwal-jadwal rutin yang hilang selama pandemi ini.

Misalnya, jadwal untuk berolahraga dan bersosialisasi dengan tetap mempertahankan protokol kesehatan.

Baca juga: Ingin Anak Gemar Matematika? Kenalkan Konsep, Tak Sekadar Rumus

Selain itu, orang tua juga bisa menggantikan jadwal keluarga yang hilang, misalnya dengan memasak bersama atau melakukan kegiatan bersama di rumah untuk mengasah soft skill anak.

Dengan begitu, orang tua memiliki waktu berdiskusi dan mendengarkan masalah anak.

Selain jadwal belajar anak, orang tua juga disarankan untuk mengatur ruangan belajar yang nyaman selama anak di rumah, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif.

"Harus diingat PJJ biasanya menghabiskan waktu cukup lama, yakin dua atau tiga jam anak harus berhadapan dengan layar gawai. Tentu ini akan membuat mata sangat letih," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com