Oleh: Sutadi, S.Pd, M.Si | Sekretaris Disdikbud Kendal, Jawa Tengah
KOMPAS.com - Berdasarkan Kalender Pendidikan tahun 2020/2021 tahun ajaran baru resmi dimulai 13 Juli 2020 lalu.
Sesuai dengan penjelasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berarti hari pertama masuk sekolah merupakan hari pertama siswa mengikuti tatap muka di sekolah.
Kondisi pandemi Covid-19 ini memaksa sekolah untuk berkreasi dalam melaksanakan belajar dari rumah (BDR). Agar pelaksanaan BDR dapat berjalan optimal, Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal memberikan dukungan kepada sekolah.
Berikut beberapa strategi yang telah dilakukan dan dapat menjadi role model Dinas Pendidikan kota dan kabupaten lain:
Untuk memberikan contoh kepada para guru dalam pelaksanaan BDR yang baik, kami melibatkan para guru penggerak. Sebelumnya para guru diundang untuk mendaftar menjadi guru penggerak.
Mereka yang terpilih akan dilatih untuk bisa menerapkan praktik baik BDR dan membagikan pengalamannya kepada para guru lainnya.
Baca juga: Strategi Membangun Kerja Sama Sekolah dan Orangtua di Tahun Ajaran Baru
Sejak 2018, Kendal sudah ada 32 guru dan kepala sekolah penggerak yang menjadi fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation. Mereka yang mengawali pelaksanaan program ini.
Sampai Juli 2020, sudah terpilih 103 guru penggerak baru dan dilatih dalam mengembangkan pembelajaran jarak jauh.
Mereka difasilitasi untuk dapat mempraktikkan pembelajaran aktif walaupun dilaksanakan secara jarak jauh, dan membagikan pengalamannya kepada guru-guru lainnya melalui laman Kendal Pintar Berbagi.
Mereka juga menjadi pendamping secara daring dan luring bagi guru lainnya dalam pelaksanaan BDR yang mendorong siswa bisa belajar aktif dan bermakna. Secara reguler, para guru penggerak ini juga menyelenggarakan pembelajaran live streaming melalui YouTube.
Sebagai salah satu komponen pokok penyiapan pembelajaran guru harus melalui review dokumen 3 KTSP.
Dalam dokumen tersebut guru melampirkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya mengantisipasi pembelajaran pada masa pandemi.
Temuan di lapangan menunjukan belum semua guru siap untuk merancang pembelajaran daring, umumnya banyak yang terjebak pada pemberian tugas siswa.
Celakanya tugas tersebut terkadang tidak semua terkoreksi oleh guru karena banyaknya siswa yang harus dilayani.