Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Keberpihakan pada Sekolah Prasejahtera di Masa Pandemi

Kompas.com - 30/06/2020, 16:01 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - Tantangan sekolah, utamanya di daerah pra sejahtera dan juga 3T (terdepan, tertinggal, terluar) semakin berat selama masa pandemi covid-19. Hal ini perlu mendapatkan perhatian agar sekolah tersebut tidak makin tertinggal memasuki era normal ini di tahun ajaran baru mendatang.

"Di daerah prasejahtera dan 3T, pendidikan tidak sama dengan kota besar," ujar Herawati Prasetyo, Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) dalam webinar yang digelar pada Selasa, 30 Juni 2020.

"Kendala yang umum terjadi adalah tidak tersedia jaringan dan orangtua yang tidak dapat membimbing putra-putri karena keterbatasan (kemampuan) dan waktu," jelas Herawati.

Ia melanjutkan, "Di sekolah-sekolah ini juga banyak ditemukan lokasi siswa yang cukup jauh dari sekolah. Kendala terbesar orangtua bingung, tidak semua punya HP, satu HP digunakan bersama."

Untuk itu, Herawati mengingatkan pentingnya memberikan perhatian secara khusus terhadap sekolah yang berada di daerah prasejahtera, baik dalam peningkatan kualitas pendidikan maupun kualitas guru.

Baca juga: Sambut Tahun Ajaran Baru saat Pandemi, Kemendikbud Luncurkan Seri Webinar

Memiliki potensi

Kristanto, Sekretaris YPA-MDR menyampaikan sekolah-sekolah yang berada di daerah prasejahtera memiliki potensi jika para pemangku kepentingan saling bersinergi memberikan dukungan.

"Kalau sekolah ini diberikan kesempatan sama, harusnya bisa. Dan kami (sudah) buktikan bisa. Sudah hampir 50 persen sekolah binaan Yayasan Pendidikan Astra sudah menjadi sekolah unggul," ungkap Kristanto.

Kristanto menyebut ada sekolah-sekolah dari wilayah prasejahtera ini membuktikan prestasi diajang provinsi maupun nasional, baik secara akademik maupun nonakademik.

Beberapa sekolah binaan Yayasan Pendidikan Astra meraih prestasi Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival dan Lomba Sains dan Seni Nasional (FLS2N), Olimpiade Guru Nasional, Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi serta Inovasi Pembelajaran.

Kristanto menyampaikan, "kriteria unggul yang ingin kita dorong untuk sekolah ini (prasejahtera) adalah terakreditasi A, memperoleh ISO, sekolah hijau, sekolah sehat dan ke depan menyiapkan sekolah unggul berbasis riset."

Herawati menambahkan, penguasaan teknologi juga menjadi salah satu perhatian, sehingga diharapkan sekolah unggulan ini nantinya juga akan sekolah unggul berbasis TIK (teknologi informasi dan komputer).

"Sekolah-sekolah unggulan ini nantinya juga akan menjadi ICT Base School yang akan memberikan pelatihan kepada guru supaya tidak ketinggalan, tidak gaptek," ujarnya.

Ia menambahkan, "ada pula program school collaboration system. Semua guru nantinya dapat mengakses RPP dan semua guru-guru."

Baca juga: Pemerintah Diminta Siapkan Panduan Materi Ajar dan Pengunaan Dana BOS di Tahun Ajaran Baru

Strategi pembinaan

Terkait tantangan di masa pandemi dan memasuki era normal baru, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan sekolah di daerah prasejahtera agar tetap dapat melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) berkualitas.

"Untuk Ketersediaan akses internet terbatas, ketersediaan gadget terbatas dan ketersediaan quota/pulsa terbatas dapat melakukan strategi pendampingan semi online," ujar Kristanto.  

Ia menjelaskan pertemuan dapat dilakukan dengan cara offline dan tatap muka yang dimodifikasi, dengan mempertimbangkan materi dan aksesibilitas internet.

Sedangkan untuk wilayah-wilayah yang tidak ada jaringan internet atau gadget dapat dilakukan strategi full offline atau tatap muka dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Herawati menambahkan, di sekolah-sekolah yang jarak sekolah dan siswa jauh, guru dapat menentukan titik-titik kumpul untuk melakukan KBM. 

"Guru bisa memberikan tugas seminggu sekali untuk kemudian melakukan pembahasan saat pertemuan di titik-titik kumpul tersebut," jelasnya.

Di sini, peran pemangku kepentingan, termasuk dinas pendidikan menjadi sangat penting untuk memberikan perhatian dan dukungan terhadap sekolah.

"Jangan sampai guru dan sekolah bingung karena tidak mendapat arahan dari dinas (pendidikan). Peran pengawas sekolah juga harus aktif. Di sinilah kami menjembatani agar komunikasi antara sekolah dan dinas menjadi baik," ujar Kristanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com