Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ditjen Pendidikan Vokasi Siapkan "Paket Pernikahan" pada Program Link and Match

Kompas.com - 21/06/2020, 19:02 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto, mengibaratkan link and match antara pendidikan vokasi dengan industri dan dunia kerja, seperti perjodohan.

Pasalnya pada program tersebut, pihak industri dan pendidikan akan bersama-sama menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompeten.

Wikan mengatakan, Program Link and Match sudah ada sejak lama, hanya saja pelaksanaannya belum optimal. Untuk itu, pihaknya akan melanjutkan program tersebut.

“Jika diibaratkan seperti suatu hubungan, bahkan bertemu saja belum. Kali ini kami akan lakukan link and match sampai menikah dan punya anak,” kata Wikan kepada Kompas.com, saat wawancara melalui video conference Zoom, Kamis (18/6/2020).

Baca juga: Pengajar, Siswa, dan Mahasiswa Vokasi Dituntut Beradaptasi dengan Link and Match

Untuk diketahui, pendidikan vokasi meliputi Pendidikan Tinggi Vokasi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Selain itu, ada juga direktorat yang khusus menangani kemitraan serta penyelarasan dengan dunia usaha dan dunia industri.

Menurut Wikan, saat ini di Indonesia terdapat 43 Politeknik Negeri, 4 Akademi Komunitas, 14.000 SMK, dan sekitar 17.306 LKP.

Di sisi lain, politeknik dan akademi swasta mulai bermunculan sehingga program studi (prodi) vokasi pun tersebar di berbagai universitas, institut, sekolah tinggi, dan akademi (Unista). Bahkan ada politeknik dan Unista yang sudah menyediakan magister terapan untuk jenjang pendidikan tinggi vokasi.

Dalam pelaksanaannya Wikan menekankan, link and match harus menjadi sebuah pernikahan erat dan mendalam, agar semua pihak mendapat manfaat yang signifikan dan berkelanjutan. Jadi tidak hanya sekadar Memorandum of Understanding (MoU) dan foto-foto.

Baca juga: Dirjen Vokasi: Link and Match Untungkan Industri

Hal itu sesuai dengan arah kebijakan presiden dalam percepatan pembangunan SDM 2020-2024, yaitu pendidikan kejuruan dihubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan.

Skema paket pernikahan

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) telah menyiapkan skema yang disebut "paket pernikahan". Ada sembilan skema yang dirancang dalam paket pernikahan massal ini.

Pertama, industri turut serta menyusun kurikulum pendidikan sehingga materi training dan sertifikasi turut diajarkan.Tak hanya turut serta menyusun kurikulum, pada skema ke-2, pihak industri juga akan rutin mengirim dosen tamu untuk mengajar.

Skema ke-3, program magang dibuat lebih terstruktur dan dikelola bersama dengan baik. Lanjut skema ke-4, pihak industri diharapkan berkomitmen menyerap lulusan vokasi. Untuk itu, program magang diharapkan menjadi salah satu caranya.

Baca juga: Ini Contoh Kerja Sama yang Bisa Dilakukan Pendidikan Vokasi dengan Industri

Program beasiswa dan ikatan dinas bagi mahasiswa menjadi skema ke-5 dalam pernikanan massal ini. Tidak hanya siswa, dalam skema ke-6, pihak industri juga akan men-training para pengajar.

Skema ke-7, pihak industri men-training lulusan, dan memberi sertifikasi kompetensi. Ke-8, pihak industri memberi bantuan peralatan kepada laboratorium kampus sehingga skill siswa makin terasah, dan skema ke-9 atau yang terakhir, dosen dan industri melakukan join research terkait kasus nyata di industri.

“Paket pernikahan nomor 1 sampai 6 adalah paket pernikahan minimum. Paket nomor 7 sangat diharapkan terwujud. Sedangkan paket nomor 8 dan 9 sangat baik bila terwujud,” kata Wikan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com