Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ditjen Pendidikan Vokasi Siapkan "Paket Pernikahan" pada Program Link and Match

Kompas.com - 21/06/2020, 19:02 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Jika skema tersebut terwujud, harapannya SDM vokasi akan siap pakai dan industri tidak perlu menghabiskan biaya serta waktu untuk melakukan training kembali.

Baca juga: 100 Prodi Vokasi PTN dan PTS Didorong Menikah Massal dengan Industri Tahun Ini

SMK Bidang Konstruksi misalnya, bisa meminta proyek pembangunan gedung dari industri. Nanti, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan proyek tersebut. Jadi begitu lulus, mereka memiliki portofolio.

Wikan mengatakan, sejauh ini pihak industri mendukung Program Link and Match. Bahkan sudah ada beberapa kerja sama yang mencapai ‘paket pernikahan’ lengkap.

Contohnya kerja sama antara PT PLN dengan politeknik dan Unista yang ada di Indonesia seperti Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS), Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada (UGM), dan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip).

Dari pernikahan tersebut berdirilah Prodi 'Sarjana Terapan (D4) Teknik Elektro', yang berfokus pada teknologi distribusi atau jaringan listrik.

Baca juga: Pilih Vokasi atau S1? Ini Saran dari Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto

Sementara itu, paket pernikahan lengkap pada SMK contohnya antara SMK Perhotelan dengan Hotel Horison, SMK Tata Kecantikan dengan L’Oreal, SMK Ketenagalistrikan dengan PLN, SMK Teknologi Rekayasa dengan Komatsu, dan SMK dengan Astra Group.

“Intinya kami mendorong SMK-SMK, kampus-kampus vokasi, serta lembaga pelatihan keterampilan di Indonesia ‘menikah’ dengan industri atau dunia kerja,” kata Wikan.

ke depannya, keberlangsungan kerja sama akan dibagi menjadi beberapa level. Bagi prodi yang belum melakukan ‘pernikahan’, didorong untuk melakukan pernikahan paket minimum.

Bagi prodi yang baru melakukan pernikahan paket minimum, didorong menghasilkan paket pernikahan lengkap. Begitu pula dengan prodi yang sudah melakukan pernikahan tetapi belum mencapai paket lengkap.

Baca juga: Akademisi IPB: Agar Pendidikan Vokasi Tak Lagi jadi Pilihan Kedua

Sementara itu, untuk prodi yang sudah melakukan pernikahan paket lengkap, didorong meningkatkan kualitas kerja sama, dan menambah industri mitra.

Prodi dengan paket pernikahan lengkap juga diharapkan memperkuat teaching industry atau factory, meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi vokasi ternama di luar negeri, serta mendirikan Magister (S2) Terapan yang juga menikah dengan industri.

Terkait tren industri yang sedang berkembang, Wikan mengatakan, masih dipegang industri 4.0. Sebab, saat ini hampir semua bidang menggunakan kecerdasan buatan. Misalnya saja bank yang berkembang menjadi financial technology (fintech).

Sementara itu, industri yang dirasa masih membutuhkan banyak SDM adalah pertanian dan perikanan.

Baca juga: SBMPN 2020 Telah Dibuka, Ini 6 Alasan Politeknik dan Vokasi Jadi Pilihan

“Pertanian, perikanan, dan turunannya masih perlu dipacu,” kata Wikan.

Untuk tahun ini, Ditjen Diksi menargetkan 100 ‘pernikahan’ antara prodi vokasi dengan industri. Selain itu, sebanyak 2.000 guru SMK dan ratusan dosen diharapkan bisa mendapat, meng-upgrade, dan melakukan disertifikasi kompetensi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com