Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Sekolah Masuk Era New Normal Pendidikan di Tahun Ajaran Baru?

Kompas.com - 14/06/2020, 23:08 WIB
Program Pintar,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Kemungkinan pro dan kontra

Persiapan ini tentu akan menimbulkan pro dan kontra, baik di kalangan orangtua maupun dari kalangan guru sendiri.

Dari kalangan orangtua, kekhawatiran mereka terhadap kesehatan peserta didik selama di sekolah tentunya dapatlah kita maklumi.

Namun, dengan membekali masker, hand sanitizer, membawa bekal dari rumah, selalu mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan sesama peserta didik di sekolah akan menjauhkan mereka dari tertular pandemi.

Baca juga: Menko PMK Minta Sekolah Agama Fokus Bersiap Hadapi Era 4.0

 

Usaha pihak sekolah untuk memberikan jaminan kesehatan selama peserta didik berada di sekolah tidak akan ada artinya bila tidak didukung orangtua dan dimulai dari rumah masing-masing, melalui penerapan pola hidup bersih dan sehat.

Di kalangan guru sendiri, pro dan kontra tentang kebijakan mengajar dua gelombang dalam satu kelas pasti akan muncul.

Keberatan karena terlalu lama berada di lingkungan sekolah (luar rumah), kurang waktu untuk istirahat, dan alasan lain pasti akan dilontarkan para guru.

Namun, bila kita menginginkan gerakan new normal pendidikan ini berjalan maka mau tidak mau, suka tidak suka harus tetap kita dukung dengan cara ikut melaksanakan.

Strategi dan implementasi new normal

Pihak dinas pendidikan selaku pengatur kebijakan di bidang pendidikan setiap daerah memang harus ekstra keras dalam menjalankan dan menerapkan kebijakan ini.

Segala kebijakan yang diambil pasti akan berimbas pada ketersediaan dana.

Untuk itu, pihak dinas harus berkoordinasi secara matang dengan kepala sekolah dalam hal penyediaan sarana dan prasarana pendukung selama masa pandemi di sekolah demi berjalannya kebijakan new normal pendidikan.

Pihak sekolah harus bisa menyediakan masker dan hand sanitaizer. Bagi peserta didik yang dalam kategori kurang mampu dalam menyediakannya. Juga pihak sekolah hendaknya dapat menyediakan sabun cuci tangan di setiap kran masing-masing kelas.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah yang di bagi menjadi dua gelombang, dinas pendidikan dan phak sekolah dapat memberdayakan tenaga honorer dalam membantu pelaksanaannya.

Namun, bila tenaga honorer tidak memadai, guru yang mengajar di gelombang kedua atau siang hari haruslah guru yang berbeda pada gelombang pertama atau pada pagi hari.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan beristirahat bagi guru tersebut, karena dengan beristirahat maka imun tubuh dapat terjaga dengan terjaganya imun maka akan membentuk anti bodi untuk melawan virus corona.

Segala kebijakan kembali pada pemberi kebijakan. 

Kita semua tentu tidak ingin mengorbankan para penerus bangsa ini, karena di tangan merekalah nantinya tongkat pembangunan Indonesia akan beralih.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com