Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Re;nkarnasi" Karya Terbaru Maman Suherman: Lebih Fiksi dari Fiksi

Kompas.com - 06/05/2020, 08:42 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Oleh: Udji Kayang | Penerbit KPG

KOMPAS.com - Pada mulanya adalah skripsi dengan judul "Pola Pemerasan dalam Kepelacuran Lesbian di Wilayah Jakarta Pusat", 1987–1989, penanda kelulusan Maman Suherman dari Jurusan Kriminologi, Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 30 tahun silam.

Pada April 2014, naskah skripsi itu diterbitkan oleh POP, lini penerbit Kepustakaan Populer Gramedia. Uniknya, naskah skripsi Maman bukan terbit sebagai buku nonfiksi akademis nan ilmiah, melainkan novel.

Mengapa novel? "Terlalu perih," tulis Maman, "penerbit bukuku tak menyetujui. Kisah nyata itu diminta diolah menjadi fiksi."

Realitas prostitusi lesbian yang diteliti Maman dirasa mengerikan. Selain itu, skripsi adalah kumpulan data, dan prostitusi lesbian adalah isu kemanusiaan yang akan lebih baik bila disampaikan dengan cara lain: melalui cerita.

Baca juga: Hardiknas, Pandemi Corona, dan Belajar dari Pendidikan Finlandia

Kelahiran "Re:"

 

Maka, lahirlah "Re:", novel yang bagi Maman adalah penunaian amanah dari Re:. "Tulis apa adanya, kabarkan tentangku dan tentang duniaku. Agar tak ada lagi kaum ibu yang bernasib sepertiku.”

Dua tahun kemudian, "peREmpuan" (2016) terbit sebagai kelanjutan "Re:". Dua novel itu dibaca banyak orang, salah satunya Hayuning Sumbadra, seorang fashion designer yang peka terhadap isu perempuan, anak, dan kesetaraan gender.

Maman menulis, “Setelah kepergianmu/ tiga dasawarsa/ aku bertemu/ Hayuning Sumbadra.// Seusia denganmu/ tak henti teteskan air mata/ saat cerita tentangmu/ tuntas dia baca.”

Maman kemudian mengajak Adra, sapaan Hayuning Sumbadra, menapak tilas ruang-ruang yang Re: singgahi berpuluh tahun silam.

Dalam Peluncuran Buku Kang Maman Suherman: "Napak Tilas Re:" di kanal Youtube Penerbit KPG, Maman dan Adra menyatakan semula mereka sekadar berniat menerbitkan ulang novel "Re:" dengan tambahan ilustrasi karya Adra.

Dari "Re:" ke "Re;nkarnasi"

Cerita napak tilas Maman dan Adra, cerita di balik skripsi Maman, juga kisah Re: dan Herman itu sendiri, melebur dalam novel baru berjudul Re;nkarnasi (KPG, 2020).DOK. KPG Cerita napak tilas Maman dan Adra, cerita di balik skripsi Maman, juga kisah Re: dan Herman itu sendiri, melebur dalam novel baru berjudul Re;nkarnasi (KPG, 2020).

 

Namun, napak tilas mereka rupanya membawa cerita baru, selain juga memicu ingatan—dan kepahitan—Maman terhadap peristiwa berpuluh tahun silam, yang belum semuanya terwakili dalam skripsinya, maupun novel "Re:" dan "peREmpuan".

Cerita napak tilas Maman dan Adra, cerita di balik skripsi Maman, juga kisah "Re:" dan Herman itu sendiri, melebur dalam novel baru berjudul "Re;nkarnasi" (2020).

Baca juga: 7 Tips Membaca Buku Bersama Anak di Masa Pandemi Covid-19

 

Dengan kata lain, "Re;nkarnasi" tidak sepenuhnya fiksi sekalipun berlabel novel. Selain kisah "Re:" dan Herman yang ditarik kembali dari masa silam, Maman dan Adra intens bercakap-cakap di sekujur buku, juga beberapa kali muncul arsip, semisal skripsi Maman dan berita-berita tentang prostitusi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com