Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Remaja, Ini Cara Jaga Kesehatan Mental selama Wabah Pandemi Corona

Kompas.com - 26/04/2020, 03:24 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

4. Fokuslah pada dirimu

Pernahkah kamu berniat untuk belajar hal baru, membaca buku baru, atau belajar cara memainkan alat musik tertentu?

Sekarang lah saatnya untuk melaksanakannya. Fokus pada diri sendiri dan mencari cara untuk memanfaatkan waktu tambahan yang kamu dapatkan adalah cara yang produktif untuk menjaga kesehatanmu.

“Saya sendiri sudah membuat daftar buku-buku yang ingin saya baca dan hal-hal yang dari dulu sudah ingin saya lakukan,” kata Dr. Damour.

“Kalau sudah bicara tentang perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya,” ujarnya.

5. Selami perasaanmu

Kehilangan kesempatan untuk mengikuti acara-acara dengan teman, acara untuk menyalurkan hobi, atau pertandingan olahraga, adalah hal yang sangat mengecewakan.

“Ini adalah kehilangan dengan skala besar dan menjengkelkan, dan wajar untuk dirasakan oleh remaja,” kata Dr. Damour.

Cara terbaik untuk mengatasi kekecewaan ini? Biarkan dirimu merasakan kekecewaan.

“Kalau soal mengalami perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya. Lanjutkan hidupmu dan jika merasa sedih, selami perasaanmu. Jika kamu bisa membiarkan dirimu merasa sedih, akan lebih cepat pula kamu merasa lebih baik,” ujar Dr. Damour.

Setiap orang punya cara berbeda untuk mengolah perasaan. Beberapa anak akan menyalurkan perasaan dengan membuat karya seni, beberapa anak memilih berbicara dengan teman-teman mereka dan menggunakan kesedihan yang dirasakan bersama sebagai cara untuk merasa terhubung di tengah situasi keteka mereka tidak bisa bertemu secara fisik.

Sementara beberapa anak memilih untuk mencari cara untuk berdonasi makanan. Yang penting adalah kamu melakukan hal yang terasa benar bagimu,” kata Dr. Damour.

6. Berbaik hatilah pada diri sendiri dan orang lain

Beberapa remaja mengalami bullying dan pelecehan di sekolah karena corona.

“Menjadi bystander yang aktif (pembela) adalah cara terbaik untuk menghadapi segala jenis bullying,” kata Dr. Damour.

“Anak-anak dan remaja yang menjadi target bullying tidak seharusnya diminta untuk melawan para pelaku bullying secara langsung. Justru, kita lah yang mesti mendorong mereka untuk mencari pertolongan dan dukungan dari teman atau orang dewasa," kata Dr. Damour.

Jika kamu menyaksikan temanmu di-bully, dekati mereka dan tawarkan dukungan. Tidak melakukan apapun bisa membuat temanmu merasa bahwa tidak ada yang peduli padanya. Kata-katamu bisa membuat perubahan.

Dan ingatlah: Sekarang, dibanding masa-masa sebelumnya, adalah saat yang paling penting bagi kita untuk untuk lebih bijaksana dalam memutuskan apa yang akan kita bagikan atau katakana kepada orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com