Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2020, 15:42 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau guru untuk mewujudkan pendidikan yang bermakna di rumah, tidak hanya berfokus pada capaian akademik atau kognitif semata.

Imbauan ini muncul terkait banyaknya keluhan dari sejumlah orangtua yang mengalami kesulitan untuk memenuhi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah berjalan lebih dari satu minggu, baik dalam hal akses internet hingga banyaknya tugas-tugas yang diberikan.

Belum lagi, sejumlah daerah kini telah memperpanjang masa PJJ terkait corona, salah satunya DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang masa kegiatan belajar di rumah bagi pelajar sampai 5 April 2020. Keputusan tersebut terkait pencegahan penyebaran virus corona yang semakin meluas.

Baca juga: Keseruan Siswa SWA Belajar di Rumah, Tetap Olahraga dan Bermusik

Menanggapi hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, untuk area-area yang positif Covid-19, Kemendikbud menganjurkan murid belajar dari rumah dan gurunya mengajar dari rumah.

"Itu sudah jelas dan sikap kami akan selalu konsisten. Tapi ini kan haknya tiap daerah untuk [merumahkan] sekolah, tapi arahan dari kemendikbud selalu tegas dan jelas bahwa daerah ada yang positif corona harus segera meng-organize untuk belajar dari rumah," imbuhnya dalam konferensi online di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Nadiem juga menegaskan, sistem pembelajaran secara daring ini merupakan masa pembelajaran untuk semua pihak termasuk kementerian. Sehingga semua harus beradaptasi dengan cepat.

"Bagi semua guru, anak, dan bagi kemendikbud, kita tidak mengantisipasi ini terjadi begitu cepat, artinya semua harus belajar sangat cepat bagaimana bisa beradaptasi terhadap belajar dari rumah," papar Nadiem.

Baca juga: Cegah Corona, Ini Cara Belajar Jarak Jauh Sekolah Indonesia di Arab Saudi

Untuk menghindari kemungkinan siswa, orangtua maupun guru menjadi stres, Nadiem mengatakan belajar dari rumah bukan berarti harus 100 persen online.

"Tidak semuanya ideal pada saat ini, namun kita sedang membantu dalam sisi cost untuk data dan online kita turunkan. Dan kita juga melihat ide-ide kreatif mana yang terlihat di berbagai daerah yang tidak menggunakan online dan bagaimana kita bisa sharing ide-ide tersebut," imbuh Nadiem.

Ada berbagai macam hal, lanjut Nadiem, yang bisa dilakukan tanpa harus online seperti mengirim proyeknya melalui kurir dan lainnya, dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan.

Untuk itu, guru-guru dan kepala sekolah diminta kreatif untuk bisa menangani keterbatasan yang ada. Apalagi di daerah yang tidak memiliki akses pada smartphone.

“Kami juga menganjurkan guru untuk membimbing anaknya tak hanya memberikan PR tapi membimbing,” kata Nadiem.

Jangan melulu tugas

Pada kesempatan sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt Dirjen PAUD Dikdasmen) Harris Iskandar mengimbau kepala dinas pendidikan agar membuat aturan lebih detail tentang metode pembelajaran di rumah selama masa pandemik Covid-19.

Menurutnya, perlu ada penekanan kembali dari kepala dinas pendidikan agar kalau belajar di rumah jangan hanya akademik dan fokus pada kemampuan kognitif saja. Guru dan orang tua harus memberikan pendidikan yang bermakna, termasuk memahami pandemik Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com