Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Australia yang Sukses Berikan "Student Loan" bagi Mahasiswa

KOMPAS.com - Istilah student loan kian ramai dibicarakan setelah sejumlah mahasiswa terjerat pinjaman online (pinjol) guna membayar biaya kuliah.

Student loan adalah skema pinjaman tanpa bunga untuk mahasiswa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan membayar pinjaman dananya ketika sudah mendapatkan pekerjaan.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek) Prof. Nizam mengatakan, Indonesia pernah menerapkan student loan.

Student loan di Indonesia diberi nama Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI) yang diberlakukan pada tahun 1980-an.

Namun, skema tersebut tidak berhasil dilakukan karena banyak mahasiswa yang tidak bisa membayar pinjaman dan bank sudah kualahan menyimpan ijazah mahasiswa yang belum melunasi pinjaman.

"Tapi juga pengembalian dari pada peminjam itu tetap juga tidak bisa tertagih. dari student loan tersebut, dunia perbankan tentu berpikir 1.000 kali untuk merilis student loan lagi," kata Prof. Nizam melalui siaran video di acara diskusi bertajuk "Mengupas Skema Terbaik dan Ringankan Pendanaan Mahasiswa" di Universitas Yarsi, Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024).

Skema student loan di Australia bunga nol persen

Prof. Nizam mengatakan, banyak negara yang menerapkan skema student loan untuk membantu warganya mendapatkan akses ke perguruan tinggi.

Menurut Prof. Nizam, salah satu skema student loan yang berhasil dilakukan dengan baik ada di negara Australia.

Kata Prof. Nizam, skema student loan di Australia dianggap ramah dan menerapkan sistem bunga 0 persen karena bunga ditanggung negara.

"Skema student loan yang cukup berhasil adalah yang dilakukan di Australia, kemudian direplikasi di beberapa negara yang lain," ujarnya.

"Ini student loan yang dianggap ramah dan bisa dikatakan (bunga) 0 persen karena bunganya yang menanggung adalah negara," lanjut dia.

Pada skema itu, jika ada mahasiswa yang belum membayar biaya pinjaman, pemerintah tidak akan hanya fokus pada utang yang ada tetapi pada proses membantu lulusan menjadi memiliki penghasilan.

Apabila sudah memiliki penghasilan, maka gajinya akan dipotong dengan realistis yang besarannya diatur sesuai besaran gaji.

"Kalau seseorang itu kariernya sudah mencapai suatu level income tertentu maka otomatis dia akan dipotong gajinya untuk memberikan loan-nya tadi dengan pemotongan yang rasional," ungkapnya.

Oleh karena itu, skema student loan yang diterapkan di Australia, kata Prof. Nizam dinilai cukup berhasil karena hampir tidak ada mahasiswa yang gagal bayar pinjamannya ke negara.

Skema tersebut juga sudah diadaptasi oleh Inggris dan beberapa negara lainnya.

Kaji student loan

Prof. Nizam mengatakan, saat ini pihaknya juga masih mengkaji lagi kemungkinan penerapan skema student loan di Indonesia.

"Di Indonesia kita sedang mengkaji bagaimana skema tersebut (student loan)," kata Prof. Nizam.

Menurut Prof. Nizam, dengan adanya skema maka akses ke perguruan tinggi di Indonesia tidak akan lagi terkendala oleh kemampuan murni orangtua.

Namun, jika nantinya akan ada student loan, mahasiswa harus didorong untuk bisa cepat mandiri dan memiliki penghasilan sendiri meski belum lulus kuliah.

"Mendorong produktivitas, mendorong kinerja, dan mendorong mahasiswa untuk cepat lulus dan bekerja dan kemudian bisa mendapatkan income yang bagus," pungkas Prof. Nizam.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/03/08/161204971/belajar-dari-australia-yang-sukses-berikan-student-loan-bagi-mahasiswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke