Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Forum China-ASEAN HR Cooperation dan Development, Rektor PresUniv Ingatkan Talenta Indonesia Masih Tertinggal

KOMPAS.com - Rektor President University Prof. Chairy dalam ajang "China-ASEAN Human Resources Cooperation and Development Forum" mengingatkan talenta-talenta Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan negara lain.

"China-ASEAN Human Resources Cooperation and Development Forum" digelar pada Sabtu-Minggu, 3-4 November 2023, di Kota Nanning, Guanxi, China.

Forum dihadiri sekitar 300 peserta dari China dan berbagai negara ASEAN dari kalangan pejabat pemerintahan serta ahli dan cendekiawan dalam berbagai bidang keahlian.

Pada forum tersebut, Prof. Chairy mengangkat topik "The Role of University in Preparing Highly-Skilled Human Capital: The Case of Indonesia to Achieve Golden Indonesia in 2045".

Untuk menyongsong Indonesia Emas, urai Prof. Chairy, pemerintah menetapkan empat pilar, yakni SDM yang kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, akses infrastruktur yang adil, serta penguatan ketahanan nasional dan tata kelola.

“Dalam hal talenta yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia relatif masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN dan Asia Pasifik,” ungkap Prof. Chairy.

Hal ini merujuk pada laporan World Talent Ranking (WTR) 2023 yang dipublikasikan Institute for Management Development (IMD) yang berbasis di Swiss. Indonesia masih menempati peringkat ke-47.

Sementara, negara tetangga, seperti Singapura menempati peringkat ke-8, atau Malaysia ke-33, dan Thailand ke-45. Lima negara teratas ditempati Swiss, disusul Luksemburg, Islandia, Belgia dan Belanda.

Di kawasan Asia Pasifik, Hongkong menempati peringkat ke-16, Australia ke-18, Taiwan ke-20, Korea Selatan ke-34, dan China di peringkat ke-41.

Merujuk laporan WTR, papar Chairy, negara-negara yang menempati peringkat atas menekankan betul pentingnya pelatihan profesional dan magang yang terintegrasi dalam sistem pendidikannya, ketimbang mata pelajaran yang bersifat akademis.

"Strategi itulah yang kini ditempuh pemerintah dengan mendorong pendidikan yang berbasis vokasi. Strategi lainnya dengan meningkatkan anggaran dalam bidang pendidikan," ungkap Prof. Chairy.

Konsep magang PresUniv


 

Berbicara tentang pentingnya pelatihan profesional dan magang, ungkap Prof. Chairy, President University sudah menerapkannya sejak lama.

“Sejak awal President University memang sudah merancang magang sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan. Itu sebabnya mahasiswa angkatan pertama, yang bergabung pada 2002, pun sudah menjalami program magangnya pada tahun 2005,” ungkapnya.

Prof. Chairy melanjutkan, “Mengapa magang begitu penting bagi kami? Ilustrasinya sederhana. Kalau kita ingin bisa berenang, di mana tempat belajar yang paling tepat? Di kelas, atau di kolam renang?"

"Lewat program magang, kami mendorong mahasiswa untuk langsung terjun ke 'kolam renang', yakni dengan magang di berbagai industri,” jelas Prof. Chairy. Konsep ini diterapkan pula untuk mahasiswa yang setelah lulus ingin mendidikan usaha sendiri atau menjadi pengusaha.

Dalam forum di China tersebut, Prof. Chairy kemudian memaparkan tentang konsep magang di President University yang terbagi dalam tiga tahap.

Pada tahap pertama, mahasiswa sedini mungkin diperkenalkan dengan konsep dan pentingnya magang, serta didorong terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mengasah kemampuan kepemimpinannya.

Masih pada tahap ini, mahasiswa juga diajak mulai membangun portofolio dirinya.

Pada tahap kedua, mahasiswa belajar dari para praktisi bisnis dan alumni tentang sukses berkarier dan pentingnya membangun jejaring.

“Untuk tahap ini diharapkan mahasiswa mulai dapat memvisualisasikan karier seperti apa yang mereka harapkan di masa mendatang. Ajang seperti ini diharapkan mampu membulatkan tekad mahasiswa untuk berhasil dalam studinya,” urai Prof. Chairy.

Tahap ketiga adalah ketika mahasiswa menjalani program magang di perusahaan atau organisasi. Untuk mencapai kinerja terbaik, selama magang mahasiswa dibimbing dosen pembimbing dari President University dan dari pihak perusahaan atau organisasi.

Pada tahap ini, mahasiswa memiliki kesempatan magang selama empat bulan hingga satu tahun. Prof. Chairy menambahkan, “oleh karena kinerjanya yang baik selama magang, banyak perusahaan yang tertarik untuk langsung merekrut mahasiswa tersebut."

"Itu sebabnya banyak mahasiswa President University yang sudah diterima bekerja, padahal yang bersangkutan belum lulus atau belum diwisuda," tambahnya.

Data tahun 2022, lanjut Prof. Chairy, ada 55 persen mahasiswa President University ditawari oleh perusahaan untuk langsung bekerja sebelum mereka lulus atau diwisuda.

"China-ASEAN Human Resources Cooperation and Development Forum" diikuti berbagai kalangan di antaranya bidang pemerintahan, antara lain; Zhang Xiaoqin (Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Otonom wilayah Zhuang Guangxi yang juga merangkap Ketua Serikat Buruh daerah setempat), Zhang Da (Inspektur Tingkat II di Departemen SDM dan Jaminan Sosial, Republik Rakyat China (RRC), Wenma Xitisen (Direktur Dinas Pengembangan Keahlian dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial, Republik Demokratik Laos).

Dari kalangan cendikiawan di antaranya hadir Chen Yujie (Peneliti Institut Penelitian Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial RRC) serta kalangan bisnis antara lain Tian Maosheng (Direktur Wuhan Hauzhong CNC Holdings Co. Ltd) dan juga peraih medali emas CNC tingkat dunia, Yang Denghui (Pengajar Institut Teknik Mesin di Provinsi Guangdong).

https://www.kompas.com/edu/read/2023/11/13/173917171/forum-china-asean-hr-cooperation-dan-development-rektor-presuniv-ingatkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke