Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada 60.000 Guru Pensiun, Pakar UMM: Regenerasi Guru Perlu Dilakukan

KOMPAS.com - Profesi guru di Indonesia memiliki peran sentral dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Di balik prestasi siswa, ada peran guru dalam membentuk karakter dan pengetahuan mereka.

Namun, profesionalisme dan kesejahteraan guru dinilai belum diutamakan. Alhasil, banyak generasi muda yang ragu untuk memilih guru sebagai pilihan kariernya. Meski saat ini kesejahteraan guru mulai menjadi perhatian serius pemerintah.

Apalagi, diperkirakan sekitar 60.000 guru memasuki masa pensiun di tahun 2024, sehingga diperlukan regenerasi baru dalam dunia pendidikan.

Mengenai solusi dari guru yang bakal pensiun, ditanggapi oleh Dr. Iin Hindun, selaku Ketua Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Iin memang menyoroti bahwa mobilitas guru pada periode tahun 2023 hingga 2030 mengalami peningkatan yang signifikan.

“Namun, menjadi seorang guru tidak cukup hanya dengan kualifikasi akademik dan ijazah. Sertifikasi profesi melalui PPG menjadi syarat utama untuk memasuki dunia pendidikan,” ujar Iin, dilansir dari laman UMM.

Ia menambahkan, pada kenyataannya masih banyak guru yang belum tersertifikasi PPG.

Hal itu pun memantik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk membuka formasi PPG pra-ASN sebagai solusi mengisi kekosongan guru ke depan.

Menariknya, program tersebut diperuntukkan oleh fresh graduate yang akan dibiayai oleh pemerintah selama satu tahun lamanya.

“Setelah lulus dari program ini, mereka siap untuk menggantikan guru yang pensiun. Ini bukan hanya janji, tetapi sudah terbukti berhasil. Program ini memberikan peluang bagi lulusan untuk mengikuti Program Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P3K) dan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN)," ungkap Iin.

Dosen Pendidikan Biologi ini mengatakan, dalam hal ini banyak yang bertanya-tanya mengenai penempatan guru yang bersangkutan.

Menanggapi hal ini, Iin menambahkan bahwa para guru tersebut diberi kesempatan untuk memilih lokasi sesuai domisili.

Hanya saja, apabila domisili tersebut sudah terpenuhi, maka akan ditugaskan ke daerah yang membutuhkan peran guru.

“Hal ini memberikan fleksibilitas yang penting untuk memastikan bahwa setiap daerah memiliki guru yang berkualitas,” ujar Iin. 

Tantangan para guru masa kini

Tantangan lain menjadi seorang guru adalah perkembangan zaman. Di samping itu, sistem kurikulum pendidikan juga sering mengalami pergantian. Sebagai tenaga pendidik, Iin menyadari bahwa kurikulum selalu mengikuti zaman.

“Prinsipnya sama, yakni untuk menyempurnakan seperangkat rencana yang akan diimplementasikan dalam dunia pendidikan,” katanya.

Menurutnya, saat ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Oleh karena itu, guru harus bisa memfasilitasi bagaimana siswa belajar dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

“Ini adalah perkembangan yang tidak bisa dihindari, tetapi bisa dijadikan acuan untuk pembelajaran yang lebih efektif dan anak muda punya semangat ini,” tandasnya.

Kemudahan dalam profesi guru saat ini membuka peluang baru bagi generasi guru muda untuk berkontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Iin pun optimis, masa depan Pendidikan Indonesia terus jadi lebih baik. Dengan inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, masa depan pendidikan di tanah air tentu akan semakin cerah.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/10/16/150050071/ada-60000-guru-pensiun-pakar-umm-regenerasi-guru-perlu-dilakukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke