Oleh: Arriva Zulfira | Content Writer Intern Growth Center | Powered by Kompas Gramedia
KOMPAS.COM - Terkenal dengan sebutan kripto, cryptocurrency adalah segala bentuk mata uang digital atau virtual yang menggunakan kriptografi untuk mengamankan transaksi.
Menurut KBBI, kriptografi adalah teknik yang mengubah data menjadi berbeda dari aslinya dengan menggunakan algoritme matematika.
Cryptocurrency tidak memiliki otoritas penerbit atau pengatur pusat, melainkan menggunakan sistem terdesentralisasi untuk mencatat transaksi dan mengeluarkan unit baru.
Singkatnya, cryptocurrency adalah sistem pembayaran digital yang tidak bergantung pada bank untuk memverifikasi transaksi. Berbeda dengan uang fisik, pembayaran mata uang kripto hanya hadir sebagai entri digital ke database online yang menjelaskan transaksi tertentu.
Seluruh transaksi dana cryptocurrency transaksi dicatat dalam buku besar publik dan disimpan dalam dompet digital.
Sejak awal kemunculannya sekitar tahun 2009, kripto digadang-gadang sebagai masa depan keuangan digital. Meski sering mengalami krisis, mata uang kripto dapat memiliki prospek cerah yang membantu perekonomian.
Oleh karena itu, mengenal konsep kripto secara lebih merupakan hal yang penting dilakukan di masa sekarang.
Awal mula cryptocurrency
Dilansir dari Tanamduit, mata uang kripto ternyata bermula dari kurs ciptaan seorang ahli kriptografi pada tahun 1983. Kurs yang diciptakan pada saat itu pada akhirnya menjadi cikal bakal e-cash yang kemudian mendunia pemakaiannya sekitar tahun 1995.
Cryptocurrency sendiri berawal dari Satoshi Nakamoto, yang pertama kali menciptakan Bitcoin pada tahun 2009. Dengan Bitcoin, Satoshi mencoba untuk menggunakan skema desentralisasi kurs tanpa adanya pihak ketiga seperti bank dan lembaga keuangan lainnya.
Satoshi juga berusaha untuk menciptakan blockchain yang berguna untuk melindungi transaksi yang dilakukan. Blockchain adalah kumpulan pelindung berisi data-data transaksi yang membentuk rantai.
Dalam percobaannya, Satoshi mengalami beberapa kegagalan. Namun, pada akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah koin bernama Litecoin. Litecoin adalah kurs pertama yang menggunakan sistem proof-of-work atau proof-of-stake.
Bagaimana cara cryptocurrency bekerja?
Cryptocurrency berjalan pada pembukuan besar publik yang terdistribusi dan terlindungi (blockchain). Unit cryptocurrency dibuat melalui proses mining yang melibatkan komputer untuk memecahkan masalah matematika yang menghasilkan koin.
Pengguna juga dapat membeli mata uang dari broker, lalu menyimpan dan membelanjakannya menggunakan dompet kriptografi.
Pengguna mata uang kripto tidak memiliki bentuk fisik yang nyata dari kurs tersebut. Namun, yang mereka miliki adalah kunci untuk memindahkan catatan kripto dari satu orang ke orang lain tanpa pihak ketiga tepercaya.
Terdapat berbagai macam contoh mata uang kripto, di antaranya yaitu Ethereum, Litecoin, Ripple, dan tentu saja Bitcoin yang paling populer.
Kelemahan cryptocurrency
Semakin lama, mata uang kripto memang semakin marak digunakan dan terkesan menjanjikan. Namun, bukan berarti penggunaan kripto bebas dari masalah. Jika tidak dikelola dengan baik, terdapat beberapa kelemahan kripto yang dapat membahayakan, contohnya yaitu:
Potensi cryptocurrency sebagai masa depan mata uang digital
Cryptocurrency dapat dikatakan berpotensi menjadi masa depan mata uang digital. Berdasarkan survei yang diadakan oleh Finder, prediksi rata-rata Bitcoin pada 2023 akan mencapai level tertinggi USD 42.225 atau setara Rp 632 juta.
Kripto dapat mencapai angka tinggi karena sifat desentralisasinya yang memberikan kekuasaan penuh pada pengguna untuk mengatur keuangannya, tidak melibatkan pihak ketiga.
Kripto juga memiliki tingkat keamanan dan transparansi publik yang tinggi melalui teknologi blockchain.
Dinilai dari efisiensi dan kecepatan transaksi, kripto cukup mumpuni karena transaksinya dapat dilakukan tanpa perantara dengan akses global yang mudah.
Meskipun terdapat tantangan yang dapat menghambat seperti volatilitas harga dan peraturan yang belum jelas, terus munculnya inovasi dan peningkatan kesadaran dapat mendorong adopsi cryptocurrency sebagai mata uang digital utama di masa depan.
Cryptocurrency merupakan teknologi transformatif yang dapat merevolusi sejumlah industri. Sifatnya yang tidak dapat dicetak ataupun disita menjadikan cryptocurrency sebagai alat penyimpanan yang aman.
Namun, penggunaan kripto cukup kompleks sehingga pengguna tetap perlu berhati-hati dan memahami konsepnya dengan benar.
Untuk mempelajari seputar cryptocurrency, investasi, dan Bitcoin, kamu dapat mengikuti kelas yang diadakan Kognisi.id.
Menghadirkan educator dan entrepreneur Ryan Filbert sebagai pengajar, kelas ini membawakan materi tentang cara memiliki aset kripto, cara membaca pergerakan harga koin, serta cara memilih koin yang bagus dan stabil.
https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/03/145259771/serba-serbi-cryptocurrency-sebagai-mata-uang-digital