Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Magang Lebih dari Satu Tempat, Apakah Boleh?

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Salah satu fenomena yang sedang marak terjadi di kalangan mahasiswa adalah magang lebih dari satu tempat (double intern). Fenomena ini pun menuai pro dan kontra.

Pada dasarnya, magang (internship) adalah program khusus untuk memberikan informasi perihal dunia kerja. Di sana, akan ada mentor yang membantu dan memonitor kita saat mengerjakan pekerjaan.

Tujuan diadakannya program ini agar saat sudah bekerja nanti, kita jadi lebih familier dengan lingkup profesional ini. Namun, kini magang sering kali digunakan sebagai ajang untuk "pamer".

Mincot, dalam siniar Obsesif musim kelima bertajuk "Double Intern, Double Trouble?", pun menuturkan bahwa HRD Bacot kerap kali mendapat keluhan akan kinerja para pemagang ini.

Menurutnya, magang di dua tempat atau lebih terlalu berisiko. Terlebih, bagi mahasiswa aktif yang masih memiliki kegiatan lain. Tapi, sebenarnya apakah kita boleh magang di dua tempat? Apakah akan ada konsekuensinya?

Hal-Hal yang Terkadang Luput

Dalam dunia kerja, ada etika-etika umum yang harus diperhatikan. Posisi pemagang dengan karyawan tetap tentu memiliki perbedaan di jam kerja, upah atau tunjangan, dan beban kerja.

Mincot menuturkan kalau pemagang itu memiliki waktu minimal kerja sebesar 24 jam per minggu. Hal ini bisa berbeda untuk perusahaan startup yang rentang waktunya bisa mencapai 30 jam per minggu.

Ada juga yang waktu kerjanya setara dengan karyawan tetap sampai 50 jam per minggu. Namun, waktu ini harus disesuaikan dengan beban kerja dan upah yang diterima pemagang.

Apabila telah bekerja hingga 50 jam dengan beban yang banyak tapi digaji murah, itu menandakan bahwa magang kita dieksploitasi. Biasanya hal ini terjadi karena perusahaan ingin mengambil tenaga kerja dengan bayaran murah.

Selain itu, menurut etika profesional, bekerja di dua tempat tidak diperbolehkan karena ada rahasia perusahaan yang harus dijaga. Jika kita magang di dua tempat, terlebih di perusahaan saingan, dikhawatirkan bisa membocorkan data-data penting.

Bahkan, Mincot menuturkan kalau magang dua tempat itu tidak begitu bernilai dari segi bayaran dan jam kerja. Menurutnya, lebih baik mendaftar jadi karyawan tetap.

Besaran upah pemagang itu rata-rata hanya 30?70 persen dari gaji karyawan tetap. Jika diakumulasikan dengan jam kerja, pemagang di dua tempat akan memiliki waktu yang lebih banyak daripada karyawan biasa.

Bukan Hanya Sekadar Mempercantik Profil Diri

Menurut Jennifer Halperin, koordinator magang di Columbia College, tujuan utama dari program ini adalah untuk membuat diri kita bersinar dengan menyerap secara maksimal setiap ilmu yang telah diberikan.

Melihat dari banyaknya pesan pada akun HRD Bacot yang mengeluh soal performa pemagang, lebih baik melakukan pekerjaan sesuai kemampuan kita.

Jangan memaksa diri untuk magang di lebih dari dua tempat jika dirasa tak mampu. Mincot juga menambahkan, "Bukan cuma menghiasi profil LinkedIn. Padahal pas intern gak perform-perform amat karena keteteran."

"Jadi, kalo kamu memang ingin double intern, sebaiknya cari dulu motivasi untuk melakukan itu. Tapi kalo gak mampu, satu magang aja. Dan pastikan magang kamu berkualitas yang artinya banyak pengalaman dan pelajaran."

"Fokus aja apa yang dijalani, niscaya kamu akan banyak ilmu baru yang berdatangan," tutupnya.

Dengarkan perbincangan lebih lanjut perihal double intern hanya melalui siniar Obsesif di Spotify. Ikuti juga siniarnya agar kamu tak tertinggal tiap ada episode terbaru!

Siniar Obsesif musim kelima bekerja sama dengan HRD Bacot dan SSAJ & Associate Law Office. Di sana, akan dibahas lebih dalam seputar dunia kerja yang pastinya sangat berguna bagi para fresh graduate.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/04/20/100000571/magang-lebih-dari-satu-tempat-apakah-boleh-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke