Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mendikbud Ristek: PTM Terbatas Mampu Menjaga Kesehatan Jiwa Anak

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim menegaskan sejumlah dampak negatif jika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilakukan dalam jangka waktu berkepanjangan.

Misalnya potensi memudarnya capaian belajar (learning loss). Hingga memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia akan semakin besar.

Untuk mencegah kekhawatiran itu, pemerintah terus mendorong terselenggaranya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Satu generasi kehilangan setahun pembelajaran

Namun kebijakan ini juga dilakukan dengan perhitungan matang, seperti satuan pendidikan perlu memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan strategi pengendalian Covid-19 di sekolah.

"Kalangan anak-anak kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini," kata Nadiem seperti dikutip dari laman Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud Ristek, Rabu (6/10/2021).

Nadiem menerangkan, banyak anak-anak terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi. Menurutnya, banyak anak-anak Indonesia yang kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orangtuanya.

Sejak 2020, Kemendikbud Ristek terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah diperbolehkan menggelar PTM terbatas. Satuan pendidikan bisa segera menyelenggarakan PTM terbatas dengan persiapan matang dan sistem pengendalian yang baik.

"Sudah 40 persen sekolah mulai tatap muka terbatas, tapi ini angkanya masih kecil. Kalau tidak mau makin ketinggalan. Kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan paling aman yang bisa dilakukan," ungkap Nadiem.

Sekolah wajib menaati panduan PTM terbatas

Nadiem menekankan, sekolah wajib memahami dan menaati panduan PTM Terbatas di dalam Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

"Kita harus terus waspada akan penyebaran Covid-19 dan memastikan protokol kesehatan tetap terjaga. Namun, kita juga harus memperhatikan dampak permanen PJJ yang mengkhawatirkan," imbuh Mendikbud Ristek.

Nadiem menambahkan, kebutuhan PTM sangat besar dan ini harus dimengerti. Sebanyak 80 hingga 85 persen murid-murid juga ingin kembali ke sekolah kembali tatap muka.

Merdeka belajar dukung pemulihan pandemi

Nadiem menambahkan, Merdeka Belajar merupakan payung dengan sejumlah kebijakan di bawahnya. Merdeka Belajar filsafat Ki Hadjar Dewantara yang benar-benar mencetuskan gerakan dalam sistem pendidikan yang memerdekakan masyarakat.

Nadiem memberi contoh formulasi kebijakan Merdeka Belajar dalam aspek penganggaran yakni memerdekakan kepala sekolah untuk menentukan kebutuhan sekolah yang terpenting.

Di awal pandemi, Kemendikbud Ristek memberikan kemerdekaan pada kepala sekolah untuk menggunakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang langsung ditransfer ke sekolah. BOS sampai tepat waktu dan penggunaannya lebih fleksibel.

"Kebijakan ini dirayakan kepala sekolah dan guru yang sadar, urgensi dan kebutuhan masing-masing sekolah luar biasa berbeda," papar Mendikbud Ristek.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/10/07/055100571/mendikbud-ristek-ptm-terbatas-mampu-menjaga-kesehatan-jiwa-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke