Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terapkan Iptek, Dosen Unimed Olah Limbah Perikanan Jadi Pakan Ternak

KOMPAS.com - Sebagian masyarakat Belawan, Sumatera Utara, berprofesi sebagai nelayan. Untuk menambah penghasilan ibu-ibu bekerja mengupas kulit udang dan kepiting.

Ibu-ibu itu mendapatkannya dari beberapa industri pengolahan udang yang ada di sekitar kota Medan. Namun akibatnya terjadi penumpukan limbah kulit udang di wilayah tersebut.

Melihat kondisi tersebut, Dedy Suryono bersama beberapa warga di daerah itu kemudian menggagas sebuah upaya penanggulangan limbah kulit udang dan kepiting melalui pembentukan badan usaha pakan ternak UD Berkah Alam yang telah berdiri sejak 2019.

Keberadaan usaha ini telah membantu warga sekitar menanggulangi limbah sekaligus menambah penghasilan warga. Namun, proses produksi pakan ternak di U.D. Berkah Alam masih dilakukan secara manual dengan cara di Jemur di atap-atap rumah.

Sehingga proses pengeringan bahan baku limbah kulit udang dan kepiting menjadi tidak maksimal dan menurunkan kualitas produksi pakan ternak.

Inovasi dosen Unimed

Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk Program Kemitraan Masyarakat, dosen yang masuk Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Medan (Unimed), melakukan inovasi.

Tim yang diketuai oleh Moondra Zubir, Ph.D dan 2 orang anggota yaitu Dr. Agus Junaidi, S.T, M.T dan Rini Selly, S.Pd, M.Sc melakukan kegiatan penerapan Iptek Mesin Rotary Dryer.

Tentu inovasi ini sebagai solusi permasalahan warga dengan penyediaan alat pengering multi fungsi untuk menghasilkan produk pakan ternak yang mempunyai nilai jual tinggi.

Pada kegiatan ini juga melibatkan beberapa orang mahasiswa untuk membantu teknis pelaksanaan selama pelatihan.

Ketua tim pelaksana Moondra Zubir, Ph.D mengungkapkan bahwa alat Rotary Dryer ini berfungsi sebagai alat pengering yang terintegrasi dengan mesin penggiling sekaligus untuk memudahkan kegiatan mitra.

"Adapun kelebihan dari peralatan ini adalah dengan menggunakan sistem pengering berputar, sehingga memungkinkan pemerataan proses pengeringan," ujarnya seperti dikutip dari laman Unimed, Selasa (31/8/2021).

Selain itu alat penggiling pada Rotary Dryer ini menggunakan alat pemotong spiral yang memungkinkan untuk terhindar dari limbah udara abu yang dihasilkan dari kulit udang, kepiting maupun ikan.

Dengan alat ini bisa melindungi Kesehatan warga yang melakukan kegiatan penggilingan.

Punya dua fungsi

Dijelaskan, alat ini juga memiliki dwi fungsi lainnya, yaitu, tahapan proses yang bisa dilakukan 2 cara, yaitu pengeringan dahulu baru penggilingan dan sebaliknya penggilingan dahulu baru pengeringan.

Ini bisa dimanfaatkan mitra dengan menyelesaikan tahapan proses dengan konsidi kulit udang, kulit kepiting dan kulit ikan sebelum proses pembuatan pakan ternaknya.

Ketua Unit Usaha Berkah Alam Dedy Suryono mengharapkan dengan adanya alat Rotary Dryer yang dibuat pada kegiatan ini bisa membantu mitra untuk dapat mengolah pakan ternaknya lebih cepat dan lebih aman.

Jika sebelumnya proses pengeringan dan penggilingan dari kulit udang, kepiting dan ikan untuk dijadikan pakan ternak memakan waktu 3 sampai 6 hari.

Namun dengan tersedianya alat rotary dryer ini waktu proses pengolahan pakan ternak ini bisa diselesaikan hanya dalam waktu 1 jam.

"Bahkan hasil pakan ternak yang didapatkan juga menjadi lebih banyak," ungkap Dedy.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/08/31/133352171/terapkan-iptek-dosen-unimed-olah-limbah-perikanan-jadi-pakan-ternak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke