Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mantan Mendikbud: Optimalkan Teknologi untuk Cegah Learning Loss

KOMPAS.com - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Mohammad Nuh mengatakan, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran online di masa pandemi ini masih digunakan sekadarnya saja.

Cara para pendidik mengajar lewat aplikasi video conference tak jauh berbeda dengan cara mereka sebelumnya mengajar di depan papan tulis.

Hal ini menjadi penyebab pendidikan mengalami learning loss (kegagalan belajar) yang luar biasa di era pandemi Covid-19.

Teknologi harus dimanfaatkan sebesar mungkin

Prof. Nuh berharap teknologi dimanfaatkan untuk mitigasi dunia pendidikan secara besar-besaran sebagai enabler (pembuka akses) dan disruptor (perombakan) dalam mendidik, bukan hanya sekedar sebagai alat.

"Mari ibaratkan seperti kita kaget saat orang berkerumun di jalan MERR (jalan arteri di Surabaya). Pada umumnya, kita hanya berhenti sejenak, mengetahui bahwa ada kecelakaan, lalu melanjutkan perjalanan. Pola pikir 'cukup tahu' seperti ini, jangan ditiru," ungkap Prof. Nuh dalam webinar yang diadakan PT Sentra Vidya Utama, Rabu (25/8/2021).

Menurut Prof. Nuh, ketika teknologi hanya dijadikan alat untuk melewati pandemi Covid-19, hasilnya akan seadanya saja.

"Pokoknya sekolah tetap jalan saja. Dan dampaknya, akan ada losses in learning (ilmu tidak terserap)," imbuh Nuh.

Nuh memberikan beberapa tips bagaimana teknologi bisa memitigasi dunia pendidikan secara besar-besaran.

Menurut dia, filosofi dalam memanfaatkan teknologi dalam pendidikan harus disepakati secara jelas dan tegas. Yaitu semangat untuk memenuhi janji kemerdekaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tahun 2008 silam, Nuh menjabat Wakil Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional.

Dia turut memikirkan dan menyiapkan bagaimana teknologi dimanfaatkan untuk membuka akses pendidikan.

Langkah ini penting, karena sebaik-baiknya negara adalah negara yang melunasi janjinya.

"Sehingga apa yang kita lakukan hari ini (dengan memanfaatkan teknologi), adalah menyiapkan agar janji kemerdekaan itu bisa kita lunasi," kata Menteri Pendidikan Nasional Indonesia sejak 22 Oktober 2009 hingga 20 Oktober 2014 ini.

Pendidikan tidak boleh berpola hafalan

Ketika landasan filosofi dalam pemanfaatan teknologi sudah matang, maka selanjutnya adalah menata pola pikir.

Dia menerangkan, pendidikan tidak boleh berpola hafalan. Apa yang dipelajari saat ini, belum tentu akan dipakai di masa depan.

"Yang paling penting adalah mengajarkan kepada pelajar yang kita didik, learning how to learn (belajar caranya belajar)," terang Nuh.

Manfaatkan potensi Indonesia

Nuh menambahkan, Indonesia memiliki tantangan sekaligus peluangnya tersendiri.

Sebagai negara kepulauan dengan keberagaman sosio-ekonomi yang begitu luas. Sehingga Indonesia mengalami kendala berupa konektivitas internet, akses dan lain sebagainya.

Namun Indonesia memiliki dua modal utama, yaitu: demographic dividend, sebanyak 64 persen dari total populasi Indonesia ada di usia produktif.

Modal kedua yakni digital dividend, dimana usia produktif yang masih rajin belajar dan bekerja ini ketika diberi akses kepada teknologi informasi.

Mereka dapat secara kreatif mengatasi sejumlah permasalahan pendidikan di tanah air.

"Rasio usia produktif di atas 64 persen, ditambah dengan kreativitas bangsa, keduanya menjadi modal sangat penting sebagai bekal menuju Indonesia emas pada 25 tahun mendatang. Pendidikan kita jadikan cara membuka akses, mengeksplorasi keberagaman. Karena kekuatan sebenarnya ada di tangan kita sebagai masyarakat, The Power of We," tegas Pak Nuh.

Jadikan teknologi digital sebagai lifestyle

Nuh menambahkan, teknologi digital perlu ditransformasi menjadi digital lifestyle. Yang dimaksud digital lifestyle, adalah gaya dalam mengajar dan mendidik perlu berangkat dari kebiasaan di dunia digital.

Sistem pembelajaran digital tidak memerlukan tatap muka di waktu pembelajaran.

Ketika materi pembelajaran sudah ada dalam bentuk video, maka belajar bisa kapan saja, dimana saja.

"Ini perlu perubahan mindset. Belajar dari rumah secara hybrid, bukan belajar di rumah dengan cara memindahkan papan tulis dan klasikal kelasnya saja ke dalam aplikasi. Dan perubahan ini harus kita lakukan sangat cepat, karena kedepan kebutuhan skill juga makin kompleks," pungkas Nuh.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/08/27/075000471/mantan-mendikbud--optimalkan-teknologi-untuk-cegah-learning-loss

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke