Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menristek: Contoh Korea Selatan, Inovasi Jadi Kunci Indonesia Maju

KOMPAS.com – Menteri Riset, Teknologi dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan budaya inovasi menjadi kunci agar Indonesia dapat menjadi negara maju.

Ia memberikan contoh Korea Selatan sebagai salah satu dari banyak negara yang berhasil keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap dengan melakukan inovasi.

“Melihat pengalaman beberapa negara yang dapat lolos dari kondisi tersebut, seperti Korea Selatan, pengembangan budaya inovasi untuk menjadi kunci untuk dapat menjadi negara maju,” ujar Bambang pada Kamis (19/11/2020) lewat aplikasi Zoom.

Istilah jebakan atau perangkap pendapatan kelas menegah merupakan gambaran keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari angka tersebut untuk menjadi negara maju.

Maka dari itu, Bambang mengatakan bahwa pemerintah, akademisi, dan industri harus bekerja sama untuk melahirkan inovasi dalam bentuk produk teknologi yang berdampak pada masyarakat.

“Produk tersebut akan berdampak bagi masyarakat meskipun dimulai dari langkah kecil yang diinisiasi oleh generasi muda maupun dari kalangan akademi profesional yang memiliki kompetensi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),” jelas Bambang.

Peran penting pemuda

Melalui acara virtual “Acara Penganugerahan Kompetisi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Penutupan Indonesia Science Expo (ISE) 2020”, Bambang menyampaikan, pemuda memiliki peran penting untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan mandiri.

Bagi Bambang, pandemi Covid-19 membuka mata dan pikiran semua orang bahwa karya inovatif sangat dibutuhkan.

“Pandemi Covid-19 telah membuka mata dan pikiran kita bahwa terobosan baru yang inovatif sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi saat ini,” tuturnya.

Kondisi pandemi juga telah memberikan pembelajaran penting mengenai kemandirian bangsa dan Bambang turut mendorong agar pemuda pemudi Indonesia, dengan bimbingan peneliti, untuk mampu mengisi dan menemukan riset-riset yang inovatif untuk Indonesia.


Senada dengan Bambang, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko juga berharap generasi muda, terutama yang telah mencoba berpartisipasi dalam perlombaan ISE 2020, untuk terus mencerdaskan bangsa di masa mendatang dengan inovasi-inovasi.

Pasalnya mengingat fenomena bonus demografi yang terjadi di Indonesia pada 2020 hingga 2040, Bambang berharap agar Sumber Daya Manusia (SDM) tetap produktif dan juga selalu meningkatkan kualitas diri dari sisi pendidikan dan keterampilan.

Bonus demografi merupakan kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15 hingga 64 tahun) lebih banyak daripada anak-anak dan orang yang lebih tua.

Jika pemuda dapat produktif dalam menghasilkan suatu hal, maka negara juga mendapatkan ‘bonus’ dari segi ekonomi.

Maka dari itu, Bambang mengatakan bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi muda yang mencitai dunia riset dan inovasi.

“Masa depan bangsa kita berada di tangan generasi muda untuk mencapai Indonesia emas di tahun 2045. Minat dan talenta generasi muda harus tumbuh untuk mencitai dunia riset dan inovasi agar hasil karya tersebut dapat direalisasi melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis, dari sektor industri dan swasta yang tentunya melengkapi kebutuhan dan industri,” pungkasnya.

Indonesia Science Expo (ISE) 2020 merupakan acara kompetisi ilmiah yang terdiri dari Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), National Young Inventors Award (NYIA), dan LIPI Young Scientist Award (LYSA). Hingga saat ini, ada 39 finalis LKIR dan 41 NYIA yang telah melewati masa penjuan yang berlangsung secara virtual pada 16 sampai dengan 18 November 2020.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/11/20/115511371/menristek-contoh-korea-selatan-inovasi-jadi-kunci-indonesia-maju

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke