Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa itu Sekolah Penggerak? Ini Penjelasan Nadiem Makarim...

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan perubahan kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia tak bisa sukses tanpa ada perubahan di dalam sekolah.

Menurutnya, perubahan di sekolah bisa dimulai dari sekolah-sekolah penggerak yang bisa menjadi contoh dalam kegiatan pembelajaran.

"Saya mau kenalkan satu konsep sekolah penggerak. Sekolah penggerak adalah sekolah yang dapat menggerakkan sekolah-sekolah lain," kata Nadiem dalam akun Youtube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurutnya, sekolah penggerak bisa menjadi panutan, tempat pelatihan, dan juga inspirasi bagi guru-guru dan kepala sekolah lainnya.

Ia menyebutkan salah satu contoh sekolah penggerak adalah SD Kebondalem di Mojokerto, Jawa Timur. Menurutnya, kepala SD Kebondalem mendorong berbagai macam program partisipatif, unik, dan banyak inovasi.

"Dan guru-gurunya, juga mendukung pemimpinnya dengan berpartisipasi di dalam budaya literasi ataupun hal-hal lainnya. Itu adalah kuncinya sekolah penggerak. Sekolah penggerak terdiri dari kepala sekolah dan guru penggerak," kata Nadiem.

Dalam sekolah penggerak, guru memberikan pelajaran tak hanya satu arah, melainkan suatu berbagai aktivitas yang menyenangkan yang memuat kompetensi-kompetensi bernalar kritis, kolaborasi, dan kreatif.

"Ciri-ciri sekolah penggerak, tiga hal yang kita selalu lihat di sekolah penggerak baik guru maupun siswa. Banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya," tutur Nadiem.

Lalu seperti apa ciri-ciri sekolah penggerak? Ini rangkuman penjelasan Nadiem.

1. Memiliki kepala sekolah yang mengerti proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan guru

Menurut Nadiem, sekolah penggerak adalah sekolah yang memiliki kepala sekolah yang tak hanya bisa mengatur operasional suatu sekolah, melainkan juga bisa mengerti proses pembelajaran siswa dan menjadi mentor untuk guru-guru di sekolah.

2. Berpihak pada siswa

Nadiem menyebutkan sekolah penggerak memiliki guru yang berpihak kepada anak. Sekolah penggerak memiliki guru yang mengerti bahwa setiap anak berbeda dan memiliki cara pengajaran yang berbeda.

"Sehingga ia mengajar pada level yang tepat untuk anak itu dan yang pas anak itu. Itu ciri-ciri guru penggerak," ujar Nadiem.

3. Menghasilkan profil siswa

Sekolah penggerak mampu menghasilkan profil siswa yang berakhlak mulia, independent dan mandiri, punya kemampuan bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan punya rasa kebhinekaan dalam negera dan global.

4. Dukungan komunitas

Nadiem mengatakan ciri-ciri dari sekolah penggerak adalah komunitas di sekeliling sekolah itu mendukung proses pendidikan di dalam kelas.

"Dari orang tua sampai tokoh masyarakat, pemerintah setempat. Semuanya mendukung kualitas belajar siswa," ujarnya.

Dorong Hadirnya Sekolah Penggerak


Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa di seluruh Indonesia, dalam beberapa tahun ke depan Kemendikbud akan mendorong hadirnya ribuan Sekolah Penggerak.

Sekolah-sekolah ini akan menggerakkan sekolah-sekolah lainnya di dalam ekosistemnya untuk menjadi Sekolah-Sekolah Penggerak selanjutnya.

Program Organisasi Penggerak memberdayakan masyarakat melalui dukungan pemerintah untuk menginisiasi hadirnya Sekolah-Sekolah Penggerak.

Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah berdasarkan model-model pelatihan yang sudah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Pelaksanaan Program Organisasi Penggerak dilakukan dengan melibatkan sejumlah Organisasi Kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, terutama organisasi-organisasi yang sudah memiliki rekam jejak yang baik dalam implementasi program pelatihan guru dan kepala sekolah.

Organisasi Penggerak ini merupakan bagian dari episode keempat kebijakan Merdeka Belajar dari Kemendikbud.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/12/090000271/apa-itu-sekolah-penggerak-ini-penjelasan-nadiem-makarim-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke