Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Harga yang Harus Dibayar Warga Sipil

Kompas.com - 24/02/2023, 08:58 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Invasi Rusia pada 24 Februari 2022 menjadi awal penderitaan yang dialami warga sipil Ukraina.

Kenyataan pahit ini mengingatkan pada pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setahun lalu, menjelang invasi. Ia mengingatkan Rusia tentang konsekuensi besar dari perang.

"Perang adalah sebuah bencana besar. Harga yang harus dibayar untuk bencana ini akan sangat besar," kata Zelenskyy, dikutip dari AP, Kamis (23/2/2023).

Baca juga: Alokasi Bantuan untuk Ukraina, AS Terbesar Diikuti Uni Eropa

Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk mengatakan, perang setahun terakhir menewaskan 8.006 sipil dan melukai 13.287 lainnya.

"Angka-angka yang kami publikasikan hari ini, menunjukkan kerugian dan kesengsaraan yang dialami warga sipil sejak serangan bersenjata Rusia dimulai pada 24 Februari tahun lalu, penderitaan yang saya lihat sendiri ketika mengunjungi Ukraina pada Desember," kata Turk, dikutip dari laman PBB, Kamis (23/02/2023).

Menurut Turk, data tersebut hanyalah puncak gunung es dari penderitaan yang diakibatkan invasi Rusia.

Hampir 18 juta warga sipil Ukraina harus melewati musim dingin dalam kondisi kekurangan listrik. Sekitar 14 juta orang harus mengungsi dari tempat tinggalnya.

Perang juga mengakibatkan pelajar tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena sekolah ditangguhkan, atau karena serangan yang merusak fasilitas pendidikan.

Lansia dan penyandang disabilitas menjadi kelompok rentan, karena mereka sering kali tidak sempat mencapai shelter bom atau harus berlindung dalam waktu lama di bawah tanah.

"Setiap hari pelanggaran hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter terus berlanjut, semakin sulit mencapai perdamaian dengan kian meningkatnya penderitaan dan kerusakan," ucapnya.

Baca juga: Detik-detik Invasi Rusia, Moskwa Evakuasi Staf Diplomatik dari Semua Penjuru Ukraina

Kilas balik invasi Rusia ke Ukraina

Dilansir AP, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina melalui utara, timur, dan selatan pada 24 Februari 2022.

Versi Putin, tindakan itu adalah "operasi militer khusus" yang bertujuan melakukan "demiliterasi" dan "denazifikasi" Ukraina.

Ukraina dan Barat mengatakan, itu adalah agresi ilegal terhadap negara dengan pemerintahan demokratis dan dipimpin presiden Yahudi yang kerabatnya terbunuh dalam Holocaust.

Sebulan setelah invasi, Rusia sukses mengambil alih sejumlah wilayah Ukraina, tetapi gagal menguasai ibu kota Kyiv. Konvoi militer mereka tertahan di luar kota, sehingga menjadi sasaran empuk pasukan Ukraina.

Kegagalan mengambil alih Kyiv membuat Rusia menarik mundur pasukannya dari wilayah tersebut pada 29 Maret 2022.

Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Biden dan Putin Belum Ingin Akhiri Perang

 

Rusia mengatakan, penarikan mundur pasukan dari Kyiv adalah untuk fokus merebut Donbas, wilayah pusat industri di sisi timur Ukraina.

Pertempuran juga terjadi di kota pelabuhan Mariupol. Hampir tiga bulan dikepung, kota itu akhirnya jatuh ke tangan Rusia pada 16 Mei 2022 setelah pasukan Ukraina menyerah.

Pada 22 Juli 2022, Rusia sepakat membuka blokade suplai gandum yang tertahan di pelabuhan Ukraina di Black Sea.

Kesepakatan itu tercapai dalam negosiasi yang dimediasi Turkiye dan PBB. Berkat kesepakatan itu, ancaman ketersediaan pangan global berhasil teratasi.

Tentara Ukraina menembak, di garis depan di wilayah Kharkiv, Ukraina, Rabu, 5 Oktober 2022.AP PHOTO/ANDRII MARIENKO Tentara Ukraina menembak, di garis depan di wilayah Kharkiv, Ukraina, Rabu, 5 Oktober 2022.

Pada 6 September 2022, Rusia menarik mundur pasukannya dari wilayah Kharkiv setelah gagal menghalau serangan balik dadakan Ukraina.

Perang yang berlarut-larut membuat Putin memerintahkan mobilisasi 300.000 komponen cadangan. Untuk menghindari mobilisasi, ratusan ribu pria Rusia kabur ke luar negeri.

Berbarengan dengan perintah mobilisasi, Rusia juga mengadakan referendum ilegal untuk mencaplok wilayah-wilayah Ukraina, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Referendum ini dikecam dan dianggap tidak sah oleh Ukraina dan Barat.

Baca juga: Detik-detik Invasi Rusia ke Ukraina, Moskwa Akui Kemederkaan Donetsk dan Luhansk

Pada 9 November 2022, Rusia menarik mundur pasukannya dari kota Kherson setelah gagal membendung serangan balik Ukraina.

Menjelang pergantian tahun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melakukan kunjungan luar negeri pertama sejak perang dimulai.

Pada 21 Desember 2022, Zelenskyy melawat ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan berbicara di depan Kongres AS.

Dari kunjungan itu, Ukraina mendapatkan bantuan sistem pertahanan udara Patriot dan persenjataan lainnya.

Tahun 2023 diawali dengan serangan misil Ukraina ke kota Makiivka. Serangan itu menewaskan puluhan hingga ratusan prajurit Rusia yang baru saja dimobilisasi.

Selang beberapa hari, Rusia menyatakan telah mengambil alih kota penghasil garam Soledar pada 12 Januari 2023.

Dua hari kemudian, serangan misil Rusia menghantam sebuah apartemen di kota Dnipro dan menewaskan 45 orang.

Menjelang setahun perang, Joe Biden melakukan kunjungan dadakan ke Kyiv pada 20 Februari 2023 untuk bertemu dengan Zelenskyy dan menunjukkan solidaritasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Prabowo Mengamuk Usai Sri Mulyani Beberkan Kasus Korupsinya

[HOAKS] Prabowo Mengamuk Usai Sri Mulyani Beberkan Kasus Korupsinya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

Hoaks atau Fakta
Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Data dan Fakta
Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Hoaks atau Fakta
Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Data dan Fakta
[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com