MOSKWA, KOMPAS.com - Pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin jelang setahun invasi Rusia ke Ukraina sama-sama belum menunjukkan keinginan mengakhiri pertempuran.
Biden menegaskan bahwa AS dan NATO akan tetap membantu Ukraina, sedangkan Putin bersiap mengintensifkan serangan Rusia.
Beberapa jam setelah kunjungannya yang singkat dan tiba-tiba ke Kyiv, Biden berbicara di Royal Castle, Warsawa, Polandia, pada hari yang dingin dan gerimis.
Baca juga: Cara Biden Diam-diam ke Ukraina: Naik Pesawat Gelap dan Kereta Malam
“Dukungan kami untuk Ukraina tidak akan goyah, NATO tidak akan terpecah dan kami tidak akan lelah,” katanya, dikutip dari New York Times pada Selasa (21/2/2023).
Presiden ke-46 AS itu juga memprediksi, hari-hari ke depan akan sulit dan sangat pahit.
Beberapa jam sebelumnya di Moskwa, Putin memberikan pidato kenegaraan yang panjang. Dia memberi isyarat bahwa Rusia siap mengintensifkan pertempuran.
Eks agen KGB tersebut turut mengumumkan, dia akan menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian nuklir START Baru.
START adalah perjanjian pengendalian senjata terakhir yang masih bertahan antara AS dan Rusia.
Dalam pidatonya, Putin mengeklaim bahwa negara-negara Barat yang memulai perang di Ukraina.
Baca juga:
Pernyataan itu ditolak mentah-mentah oleh Biden di Warsawa. “Presiden Putin memilih perang ini. Setiap hari perang berlanjut adalah pilihannya,” ujar Biden.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.