Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Detak jantung tidak teratur akibat infeksi mikoplasma yang dialami Bajrakitiyabha, merupakan penyakit akibat bakteri yang biasanya dikaitkan dengan pneumonia.
Pihak Kerajaan Thailand juga mengatakan bahwa putri menderita aneurisma otak.
Menurut profesor Harvard Medical School dan kepala penyakit menular di Brigham and Women's Hospital Boston, Daniel Kuritzkes, sejauh ini belum ditemukan infeksi mikoplasma yang diakibatkan oleh vaksin Covid-19.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh asisten dekan Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Stuart Ray.
Menurutnya, cara kerja vaksin tidak memungkinkan seseorang mengalami infeksi mikoplasma.
"Infeksi bakteri seperti mikoplasma akan menjadi kejadian tersendiri," katanya kepada AP News.
Pada 3 Februari 2023, akun Facebook Departemen Pengendalian Penyakit Thailand membantah narasi bahwa Bajrakitiyabha koma akibat vaksin.
Berikut penggalan bantahannya dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Departemen Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Masyarakat telah melakukan pemeriksaan fakta dan menemukan bahwa hal tersebut tidak benar.
Masyarakat dimohon untuk tidak mempercayainya dan mohon kerjasamanya agar tidak mengirim atau membagikan informasi tersebut di berbagai media sosial.
Narasi yang menyebut Putri Kerajaan Thailand, Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma akibat vaksin booster Covid-19 Pfizer adalah hoaks.
Bajrakitiyabha mengalami koma akibat infeksi bakteri mikoplasma yang berujung aritmia parah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.