Manajer Sex Pistols, Malcolm McLaren bahkan mencoba untuk mengirim Nancy kembali ke New York tetapi gagal. Keduanya tetap bersama meski tak direstui oleh anggota band.
Ujung ketidaksukaannya, Sex Pistols bahkan melarang Nancy untuk ikut tur AS mereka pada Januari 1978.
Dari awal, Sex Pistols bukanlah grup yang harmonis. Marah akan perilaku Sex Pistols terhadap Nancy, Sid melampiaskannya dengan melakukan kekerasan kepada penonton.
Sid memukul kepala penonton dengan gitar bass ketika mereka konser di Dallas.
Baca juga: The Sugarhill Gang dan Kebangkitan Musik Hiphop di Amerika
Kejadian lebih parah terjadi pada 17 Januari 1978 ketika mereka konser di Winterland Ballroom San Francisco. Konser kacau dan Sid sendiri mengalami luka-luka. Setelah konser, dia overdosis metadon hingga menjalani rawat inap di Queens, New York.
Setelahnya, Sid pun dipecat dari Sex Pistols.
Setelah dipecat dari grup band, Sid kembali di pelukan Nancy. Dua sejoli itu berwisata ke Paris sekaligus membuat mockumentary untuk menyindir Sex Pistols. Film itu diberi judul The Great Rock n 'Roll Swindle.
Pada Agustus 1978, pasangan itu pindah ke New York dan menetap di Hotel Chelsea di kamar nomor 100 dan menetap di situ.
Nancy berperan menjadi manajer Sid. Tanpa band, Sid tetap bisa tampil di panggung, seperti di Lower East Side.
Ketika diwawancarai media pun, Nancy kerap berperan sebagai juru bicara Sid karena bocah itu terlalu mabuk.
Baca juga: Konser Terakhir The Beatles di London, 30 Januari 1969
Sid dan Nancy menjadi pasangan yang ramai diperbincangkan di dunia musik, terutama punk. Hubungan kedua pasangan itu menarik perhatian media. Meski memiliki skandal dengan Sex Pistols, tetapi mereka masih tenar.
Suatu malam, pada 11 Oktober 1978, Sid dan Nancy mengadakan pesta di kamar kecil mereka. Mabuk dan mengonsumsi obat-obatan sudah menjadi ritual rutin di tiap pesta mereka.
Hari itu, Sid menelan sekitar 30 tablet Tunial, hingga tak sadarkan diri hampir sepanjang malam.
Tamu datang dan pergi ke kamar mereka tanpa ada kesadaran penuh dari tuan rumahnya.
Pukul 2.30 dini hari, Nancy meminta pengawal Sid sekaligus penjual narkoba, Rockets Redglare untuk mencarikan Dilaudids, obat penghilang rasa sakit opioid.
Pada pukul 7.30 pagi, terdengar erangan perempuan dari kamar tersebut.
Kemudian sekitar pukul 10.00, Sid menelepon layanan kamar dan meminta bantuan. Layanan kamar pun segera ke kamar mereka karena Sid mengaku telah menusuk perut istrinya.
Tengah hari sekitar pukul 11.00, seorang pelayan mendapati pemandangan mengerikan.
Dia melihat seorang perempuan yang hanya mengenakan pakaian dalam, ditemukan di lantai kamar mandi dengan banyak darah dan luka bekas tusukan pisau di perutnya. Perempuan itu adalah Nancy.
Sementara, Sid berkeliaran di lorong dan meratap setengah sadar. Meski dia tidak ingat apa pun soal kejadian malam itu, Sid bersikeras bahwa dia telah membunuh kekasihnya.