Pada 1957, seorang anak laki-laki bernama John Simon Ritchie lahir di Inggris.
Semasa kecil hidupnya sering berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, bersama ibunya yang seorang pengguna narkoba.
Remaja itu akhirnya bergabung dalam gerakan punk di London sebagai musisi.
Pada pertengahan 1970-an, dia sempat menjadi pemain drum untuk Siouxsie and the Banshees dan Flowers of Romance.
Kemudian, pada Februari 1977, remaja laki-laki itu berkesempatan menjadi pemain bass untuk Sex Pistols menggantikan Glen Matlock yang berselisih paham dengan Johnny Rotten.
Baca juga: Frank Miller, Sosok di Balik Tokoh Komik Ikonik DC dan Marvel
Remaja itu kemudian menamai dirinya Sid Vicious dan menjadi pemain bass, meski tidak tahu sama sekali cara memainkannya.
Sex Pistols sendiri terbentuk pada 1972. Band ini berhasil memasuki dunia musik arus utama berkat lagunya "God Save the Queen" yang dirilis pada Mei 1977.
Ketika sekelompok anak punk asal AS datang ke London, mereka tidak serta-merta dapat diterima oleh kelompok punk setempat.
Dilansir Biography.com, kelompok punk AS dianggap sebagai kelompok yang keras, tidak disukai, tetapi memiliki kemampuan mendapatkan heroine yang cakap.
Untuk diterima di lingkungan punk di London, kelompok punk asal AS di mana Nancy terlibat di dalamnya, mendekati pentolan Sex Pistols Johnny Rotten. Di kesempatan itulah Sid dan Nancy bertemu.
Sid sendiri sebenarnya adalah seorang yang pemalu. Dengan bergabung bersama kelompok punk dan Sex Pistols, dia naik daun dan menjadi liar.
Baca juga: Menengok Kiprah Vivienne Westwood dalam Dunia Punk Rock Fashion
Sementara Nancy yang lebih berpengalaman dalam seks dan obat-obatan merasa tertarik dengan Sid.
Mereka menjalin kasih dan menjadi pasangan yang tidak terpisahkan.
Sayangnya, anggota grup band Sex Pistols lainnya tidak suka dengan kehadiran Nancy. Mereka masih memasang stereotip kelompok punk AS pada Nancy.