Jika umat Islam di Indonesia menyantap ketupat dan opor saat Idul Fitri, maka masyarakat Tionghoa di Indonesia menyantap lontong dan opor.
Menurut tradisi asalnya, perayaan Cap Go Meh menyajikan olahan ketan dengan kuah daging babi.
Sosiokultural di Indonesia yang beragam, membuat konsumsi babi menjadi hal yang kurang dapat dilakukan dengan leluasa.
Baca juga: Mengenal Tradisi Pasang Tebu di Depan Rumah Saat Imlek
Memori kolektif makanan khas yang disantap saat perayaan Cap Go Meh mendorong masyarakat peranakan di Nusantara, terutama Pulau Jawa tetap ingin mempertahankan tradisi mereka.
Tak hilang akal, daging babi pun diganti dengan ayam.
Tidak ada catatan mengenai persisnya kapan lontong dan opor ayam menjadi santapan khas perayaan Cap Go Meh di Indonesia.
Lontong dan opor ayam serta uba rampai sebagai pelengkapnya, mendapat ruang tersendiri di meja makan ketika Gap Go Meh.
Bahkan namanya lontong Cap Go Meh sudah dapat berdiri sendiri sebagai kuliner ikonik masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Kenikmatan lontong Cap Go Meh juga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.